Perusahaan senjata Concern
Kalashikov yang berbasis di Izhevsk, Rusia, telah mengubah haluan target
pasar ke Asia Pasifik dan Afrika setelah AS telah menerapkan larangan
pembelian senjata dari perusahaan tersebut. Hal itu disampaikan oleh
pihak perusahaan pada TASS, Selasa (27/1).
Menurut keterangan perusahaan, saat ini India dan Mesir
menjadi target pasar yang paling potensial. Selain itu, Concern
Kalashikov juga hendak merangkul negara-negara Amerika Latin.
Namun, perusahaan senjata Rusia yang berbasis di AS,
Russian Weapon Company, masih menjalankan kontrak untuk memasok 200 ribu
senjata sebagai persediaan tahunan AS. RWC sendiri tertarik untuk
mempertahankan pasarnya di AS dan akan segera mendaftarkan diri untuk
perlindungan hak cipta.
Perusahaan Concern Kalashikov juga terlibat aktif dalam
upaya perlindungan hak cipta dan hendak memproduksi senjata yang
memiliki fitur khas yang dapat dibedakan dari senjata lain. Perusahaan
ini sudah mulai melakukan beragam modifikasi terhadap senjata produksi
mereka.
Saat ini, senjata api tipe Kalashikov diproduksi oleh lebih
dari 20 perusahaan di seluruh dunia, khususnya di Bulgaria, Tiongkok,
Serbia, dan AS.
Sanksi Barat Tak Pengaruhi Minat Ekspor dari Rusia, Termasuk ke Indonesia
Rusia terus bertahan di peringkat kedua dunia dalam jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan ekspor senjata dan teknologi militer. Pada awal 2014 lalu diumumkan hasil akhir pendapatan ekspor senjata selama 2013 telah melewati angka 15 miliar dolar AS.Dalam waktu sepuluh bulan terakhir, Presiden Vladimir Putin mengumumkan saat Sidang Komisi Bidang Kerja Sama Militer pada Rabu (5/11) lalu, bahwa para pemesan mancanegara telah mendapatkan teknologi militer milik Rusia seharga 10 miliar dolar AS, atau mencapai 70 persen dari volume pengiriman yang ditargetkan dalam tahun berjalan.
Akibat Sanksi Baru untuk Rusia, Permintaan Senjata AK Meningkat di AS
Setelah AS mengumumkan sanksi baru untuk Rusia, warga Amerika Serikat gencar membeli senapan Kalashnikov karena khawatir senjata tersebut kelak menjadi langka, demikian dikabarkan ITAR-TASS berdasarkan informasi dari media AS.Kalashikov Lakukan Re-branding, Usung Slogan “Melindungi Perdamaian”
Produsen senjata Kalashnikov melakukan re-branding besar-besaran senilai sekitar 400 ribu dolar AS, dengan slogan baru “Melindungi Perdamaian”.Produsen senjata Rusia, Kalashnikov telah mengubah semua mereknya, dari senjata militer Kalashnikov hingga senjata berburu Baikal dan senjata olahraga Izhmash. Secara keseluruhan, 20 juta rubel (394 ribu dolar AS) dihabiskan untuk re-branding tersebut.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment