Sedikitnya 30 orang tewas dalam pertempuran
antara polisi dan gerilyawan Muslim di Filipina Selatan, di mana para
gerilyawan telah menandatangani perjanjian damai yang ditunggu sejak
lama dengan pemerintah tahun lalu.
Bentrokan terjadi hari Minggu (25/1/2015) ketika polisi berhadapan dengan para pejuang Front Pembebasan Islam Moro MILF. Pejabat-pejabat setempat mengatakan sebagian besar korban tewas justru polisi.
Pertempuran mereda setelah tim monitor gencatan senjata melakukan campur tangan dan berupaya memisahkan kedua pihak, serta menenangkan situasi itu.
Pejabat-pejabat mengatakan polisi mencari tersangka teroris Zulkifli bin Hir tetapi tidak mengkoordinasikan langkah mereka dengan komite gencatan senjata di daerah itu.
Tahun lalu pemerintah Filipina dan MILF sepakat menandatangani perjanjian damai, mengakhiri pertempuran berdarah selama puluhan tahun. Sebagai imbalannya pemerintah Filipina memberi otonomi pada propinsi-propinsi di bagian selatan yang mayoritas dihuni warga Muslim.
Sumber : Kompas
Bentrokan terjadi hari Minggu (25/1/2015) ketika polisi berhadapan dengan para pejuang Front Pembebasan Islam Moro MILF. Pejabat-pejabat setempat mengatakan sebagian besar korban tewas justru polisi.
Pertempuran mereda setelah tim monitor gencatan senjata melakukan campur tangan dan berupaya memisahkan kedua pihak, serta menenangkan situasi itu.
Pejabat-pejabat mengatakan polisi mencari tersangka teroris Zulkifli bin Hir tetapi tidak mengkoordinasikan langkah mereka dengan komite gencatan senjata di daerah itu.
Tahun lalu pemerintah Filipina dan MILF sepakat menandatangani perjanjian damai, mengakhiri pertempuran berdarah selama puluhan tahun. Sebagai imbalannya pemerintah Filipina memberi otonomi pada propinsi-propinsi di bagian selatan yang mayoritas dihuni warga Muslim.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment