Jerman memutuskan menghentikan ekspor senjata-senjata ke Arab Saudi karena "situasi di kawasan itu tidak stabil," kata surat kabar Bild, Minggu.
Pesanan-pesanan senjata dari Arab Saudi ditolak atau ditangguhkan untuk pertimbangan lebih jauh, kata surat kabar itu, dan menambahkan informasi tersebut belum dikonfirmasikan secara resni.
Keputusan itu ditetapkan pada Rabu oleh dewan keamanan nasional, satu lembaga pemerintah yang beranggotakan termasuk Kanselir Angela Merkel, Wakil Kanselir Sigmar Gabriel dan tujuh menteri lainnya, katanya.
"Menurut sumber-sumber pemerintah, situasi di kawasan itu sangat tidak stabil untuk mengirim senjata ke sana," tambah surat kabar itu.
Arab Saudi menganut satu bentuk Islam yang sangat konservatif dan ketat. Negara tersebut merupakan rumah bagi beberapa tempat-tempat paling suci bagi Muslim dan juga penengah di Timur Tengah.
Pentingnya kedudukan negara itu terlihat jelas pada Sabtu ketika para pemimpin berkumpul di Riyadh untuk menyampaikan belangsungkawa setelah wafatnya Raja Abdullah, termasuk Perdana Menteri Inggris dan Presiden Prancis.
Kerajaan itu adalah "salah satu dari para pelanggan paling penting dari industri senjata-senjata Jerman" dengan senjata-senjata yang dikirim ke negara itu seharga 400 juta dolar AS tahun 2013, kata Bild, seperti dikutip AFP.
Tetapi negara itu juga dikecam oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia karena perlakuan terhadap minoritas agama dan wanita, serta tidak adanya transparansi dalam sistem hukumnya.
Satu survei yang dilakukan Bild menyatakan 78 persen warga Jerman yakin Berlin harus menghentikan penjualan senjata-senjata kepada Arab Saudi -- dan 60 persen ingin menghentikan hubungan perdagangan karena pelanggaran hak asasi manusianya.
Sumber : Antara
No comments:
Post a Comment