Walaupun tengah terjadi ketegangan terkait hubungan yang memanas antara
China dengan negara-negara kepulauan di Samudera Hindia, Sri Lanka
mengizinkan kapal perang dan kapal selam milik negara Tiongkok untuk
berlabuh di pelabuhan Kolombo.
Dua kapal ini tiba di pelabuhan Ibukota Kolombo pekan ini menjelang kungjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping ke kawasan Asia Selatan.
"Kapal selam dan kapal perang milik China telah merapat di pelabuhan Kolombo pada 31 Oktober lalu dan akan berada di sini selama 5 hari untuk mengisi bahan bakar dan beristirahat," ujar juru bicara Angkatan Laut Kolombo, Kosala Warnakulasuriya, seperti dilansir Reuters, Senin (3/11/2014).
Menurut Kosala, tak ada yang berbeda dalam hal tersebut, karena sejak tahun 2010, 230 kapal perang kerap merapat ke kolombo untuk mengisi bahan bakar sekaligus beristirahat. Walaupun begitu, frekuensi kunjungan China mendapat perhatian tersendiri bagi New Delhi.
"India meningkatkan perhatian terhadap hal ini namun tidak secara agresif," ujar perwakilan diplomatik India kepada Reuters.
China telah banyak berinvestasi di Sri Lanka dalam beberapa tahun terakhir, seperti pendanaan bandara , jalan, kereta api dan pelabuhan, pembangunan yang ternyata meresahkan India yang merupakan mitra ekonomi paling dekat dengan negara kepulauan yang dihuni 21 juta jiwa tersebut.
R. Hariharan, pensiunan kolonel tentara India mengatakan bahwa dirinya khawatir dengan teknologi terbaru dari kapal selam India karena berbagai alasan. Karena pada tahun 1987, antara India dan Sri Lanka telah menyiapkan perjanjian tentang teritori termasuk Trincomalee, yang tak akan digunakan untuk kegiatan yang dapat merugikan kesatuan, integritas dan keamanan negara masing-masing.
"Untuk pertama kalinya, kapal selam Cina menjadi bagian dari PLA ( Tentara Pembebasan Rakyat ) dalam operasi armada di wilayah Samudera Hindia di Teluk Aden pada hari anti pembajakan. Hal ini bukanlah sesuatu yang biasa," ungkapnya.
Sumber : Detik
Dua kapal ini tiba di pelabuhan Ibukota Kolombo pekan ini menjelang kungjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping ke kawasan Asia Selatan.
"Kapal selam dan kapal perang milik China telah merapat di pelabuhan Kolombo pada 31 Oktober lalu dan akan berada di sini selama 5 hari untuk mengisi bahan bakar dan beristirahat," ujar juru bicara Angkatan Laut Kolombo, Kosala Warnakulasuriya, seperti dilansir Reuters, Senin (3/11/2014).
Menurut Kosala, tak ada yang berbeda dalam hal tersebut, karena sejak tahun 2010, 230 kapal perang kerap merapat ke kolombo untuk mengisi bahan bakar sekaligus beristirahat. Walaupun begitu, frekuensi kunjungan China mendapat perhatian tersendiri bagi New Delhi.
"India meningkatkan perhatian terhadap hal ini namun tidak secara agresif," ujar perwakilan diplomatik India kepada Reuters.
China telah banyak berinvestasi di Sri Lanka dalam beberapa tahun terakhir, seperti pendanaan bandara , jalan, kereta api dan pelabuhan, pembangunan yang ternyata meresahkan India yang merupakan mitra ekonomi paling dekat dengan negara kepulauan yang dihuni 21 juta jiwa tersebut.
R. Hariharan, pensiunan kolonel tentara India mengatakan bahwa dirinya khawatir dengan teknologi terbaru dari kapal selam India karena berbagai alasan. Karena pada tahun 1987, antara India dan Sri Lanka telah menyiapkan perjanjian tentang teritori termasuk Trincomalee, yang tak akan digunakan untuk kegiatan yang dapat merugikan kesatuan, integritas dan keamanan negara masing-masing.
"Untuk pertama kalinya, kapal selam Cina menjadi bagian dari PLA ( Tentara Pembebasan Rakyat ) dalam operasi armada di wilayah Samudera Hindia di Teluk Aden pada hari anti pembajakan. Hal ini bukanlah sesuatu yang biasa," ungkapnya.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment