Bazran Halil, aktivis dan jurnalis lepas yang berhasil menyeberang ke Turki bertemu dengan jurnalis Russia Today, Murad Gazdiev, dan mengisahkan apa yang dia lihat bersama istrinya selama beberapa bulan di Kobane.
Halil heran, seumur hidupnya baru melihat aksi bengis para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). ”Ada seorang pria dengan Down Syndrome,” katanya.
”Dia tidak bisa memahami situasi, melarikan diri, atau lari. Ketika para militan ISIS tiba, mereka memenggalnya dan mengambil foto. Kemudian diunggah ke media sosial dengan menyatakan; ‘kami membunuh seorang atheis, seorang kafir’,” lanjut Halil.
Menurut Halil, militan ISIS juga menggunakan senjata kimia. Untuk membuktikan kasus ini, ia memberikan gambar dari korban di Kobane di mana kondisi jasad korban ISIS terbakar oleh posfor putih.
Dia dan istrinya, Raushan merasa bersyukur bisa selamat dan menyeberang ke Turki. Raushan menyebut aksi bengis ISIS sudah dalam kategori horor.
”Bila merokok, mereka memotong jari-jari Anda,” ujar Raushan yang dilansir kemarin (19/10/2014). ”Bila minum (alkohol) dihukum penjara. Dan jika seorang wanita terlihat bersama seorang pria yang bukan kerabatnya, dia dirajam sampai mati.”
Raushan menambahkan, bahwa para militan ISIS juga melatih orang-orang yang mereka rekrut. ”Pada bulan Mei, siswa berusia sembilan tahun pergi ke Aleppo untuk menjalani pemeriksaan,” katanya menceritakan perekrutan ISIS terhadap anak-anak.
”Para jihadis menculik semua anak laki-laki, dibawa ke masjid dan diajari hukum syariah. Mereka yang tidak belajar Alquran, dengan cepat mereka disengat kabel listrik,” imbuh Raushan.
”Hewan saja tidak pernah melakukan hal ini,” lanjut Halil menegaskann kebengisan ISIS. Setelah menghabiskan waktu satu minggu di Turki, Halil dan istrinya sekarang menuju kembali ke Suriah secara hati-hati untuk melanjutkan pekerjaan mereka sebagai jurnalis.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment