Kelompok militan Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan taktik baru untuk mengelabui
jet-jet tempur koalisi yang terus menggempur mereka.
Taktik itu adalah membakar ribuan ban bekas untuk menghasilkan asap tebal yang diharapkan menghalangi pandangan para pilot pesawat tempur koalisi. Demikian ungkap seorang perwira militer Irak seperti dikutip Al Arabiya.
"Tampaknya ide ISIS ini diperoleh dari mantan perwira AD Irak karena ini seperti taktik Saddam Hussein pada masa lalu," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Irak Jenderal Mohamed al-Askary, Sabtu (11/10/2014).
Al-Askary mengatakan, taktik ini digunakan Saddam Hussein dalam menghadapi invasi AS pada 2003. Namun, Al-Askary yakin taktik semacam ini tidak akan memengaruhi serangan udara koalisi terhadap ISIS.
"Saat itu, asap tebal seperti itu tidak menghalangi jet-jet tempur AS menghancurkan peralatan tempur Irak," ujar Al-Askary.
Askary mengatakan, saat itu Saddam Hussein memerintahkan untuk membakar sumur-sumur minyak untuk menciptakan asap hitam pekat yang sangat besar.
"Asap yang dihasilkan memang sangat pekat, bertahan hingga berbulan-bulan hingga mencemari negara-negara tetangga," ujar Al-Askary.
Dia yakin taktik serupa yang digunakan ISIS tidak akan memengaruhi serangan udara koalisi karena jet-jet tempur saat ini sudah dikembangkan sedemikian rupa untuk menghantam sasaran menggunakan radar dan sangat jarang mereka salah menembak sasaran.
Sementara itu, Pentagon mengatakan, sepanjang Jumat dan Sabtu, koalisi internasional pimpinan AS terus melakukan serangan udara di Irak dan Suriah.
Di Irak, tiga serangan udara yang dilakukan AU Belanda terdiri atas dua serangan di Provinsi Anbar dan satu serangan lain di kota Tal Afar. Sementara itu, di wilayah Suriah, enam serangan udara digelar, termasuk di sekitar kota Kobani, yang terletak di perbatasan dengan Turki.
Sumber : Kompas
Taktik itu adalah membakar ribuan ban bekas untuk menghasilkan asap tebal yang diharapkan menghalangi pandangan para pilot pesawat tempur koalisi. Demikian ungkap seorang perwira militer Irak seperti dikutip Al Arabiya.
"Tampaknya ide ISIS ini diperoleh dari mantan perwira AD Irak karena ini seperti taktik Saddam Hussein pada masa lalu," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Irak Jenderal Mohamed al-Askary, Sabtu (11/10/2014).
Al-Askary mengatakan, taktik ini digunakan Saddam Hussein dalam menghadapi invasi AS pada 2003. Namun, Al-Askary yakin taktik semacam ini tidak akan memengaruhi serangan udara koalisi terhadap ISIS.
"Saat itu, asap tebal seperti itu tidak menghalangi jet-jet tempur AS menghancurkan peralatan tempur Irak," ujar Al-Askary.
Askary mengatakan, saat itu Saddam Hussein memerintahkan untuk membakar sumur-sumur minyak untuk menciptakan asap hitam pekat yang sangat besar.
"Asap yang dihasilkan memang sangat pekat, bertahan hingga berbulan-bulan hingga mencemari negara-negara tetangga," ujar Al-Askary.
Dia yakin taktik serupa yang digunakan ISIS tidak akan memengaruhi serangan udara koalisi karena jet-jet tempur saat ini sudah dikembangkan sedemikian rupa untuk menghantam sasaran menggunakan radar dan sangat jarang mereka salah menembak sasaran.
Sementara itu, Pentagon mengatakan, sepanjang Jumat dan Sabtu, koalisi internasional pimpinan AS terus melakukan serangan udara di Irak dan Suriah.
Di Irak, tiga serangan udara yang dilakukan AU Belanda terdiri atas dua serangan di Provinsi Anbar dan satu serangan lain di kota Tal Afar. Sementara itu, di wilayah Suriah, enam serangan udara digelar, termasuk di sekitar kota Kobani, yang terletak di perbatasan dengan Turki.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment