Aksi
terorisme telah terjadi sejak lama dan insiden itu merata di seluruh
dunia. Menurut catatan sebuah database aksi teorisme, Global Terorism
Database (GTD), sejak 1970 sampai 2012, telah tercatat 113 ribu aksi
terorisme. Kemungkinan angka itu bakal terus bertambah dengan banyaknya
konflik di berbagai negara.
Melansir Gizmodo, Sabtu, 26 Juli 2014, dilaporkan salah
satu pengguna Tumblr, Data Hacker membuat visualisasi grafis aksi
terorisme. Pemetaan ini berdasarkan data dari platfrom terbuka GTD.
"Visualisasi ini benar-benar jadi populer selama 24 jam terakhir.
Saya tertegun saat pertama kali menuliskan kode dan dibuat dalam peta.
Itu memang sederhana tapi sulit untuk mengartikulasikan dengan
kata-kata," ujar Data Hacker.
Peta grafis menampilkan peta dunia dengan bagian hitam putih.
Bagian yang lebih terang menandakan titik terjadinya insiden terorisme,
sedangkan daerah yang gelap menunjukkan daerah yang relatif aman dari
aksi terorisme.
Dalam laman GTD, disebutkan data pada platfrom lebih kredibel
dibandingkan database lainnya. Sebab GTD meliputi data sistematis
insiden teroris baik domestik, transnasional sampai internasional, yang
terjadi selama kurun waktu 1970-2012.
Setiap data memuat informasi tanggal, lokasi kejadian, senjata yang
digunakan, sifat target, jumlah korban dan kelompok teroris yang
dibertanggungjawab atas serangan.
Peta visualisasi kejadian teorisme sejak 1970-2012 (datahacker)
Database GTD disebutkan secara berkala akan diperbaharui begitu terdapat data baru masuk, dengan syarat sumber yang kredibel.
Data berasal dari lebih dari 4 juta artikel berita dan 25 ribu
sumber berita, terkait data kejadian telah dikumpulkan data sepanjang
1998-2012.
Secara rinci dari 113 ribu serangan teroris terdiri dari 52 ribu
pengeboman, 14.400 (pembunuhan), 5600 (penculikan). Sedangkan untuk
kategori kasus terorisme terdiri dari 45 variabel untuk masing-masing
kasus. Insiden terorisme terbaru semakin menambahkan variabel menjadi
120 variabel.
"Konsorsium Nasional Studi Terorisme dan Tanggungjawab Terorisme
(START) memungkinkan GTD tersedia dalam antarmuka online. Ini merupakan
upaya meningkatkan pemahaman kekerasan teroris sehingga platform lebih
mudah dipelajari," tulis GTD dalam situsnya.
Data GTD diawasi secara ketat oleh panel penasehat yang terdiri dari 12 pakar terorisme.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment