Friday, 6 June 2014

Lagi, AS Tekan Prancis Batalkan Penjualan Kapal Perang ke Rusia

Kubu Washington kembali menekan Prancis agar membatalkan penjualan dua kapal perangnya kepada Rusia. 

Tekanan itu muncul dari enam senator Amerika Serikat yang menulis surat kepada Presiden Prancis, Francois Hollande.

Tidak hanya itu, enam senator itu juga mengajak Prancis mengambil sikap dalam melawan agresi Moskow. “Para senator meminta Hollande untuk menunjukkan bahwa, bangsa kita tidak akan terlibat dalam mengubah perbatasan dengan kekerasan,” demikian laporan Defense One, mengutip isi surat enam senator AS tersebut.

Pernyataan para senator AS iu mengacu pada tindakan Rusia yang mencaplok Crimea dari Ukraina, sehingga perbatasan wilayah di Eropa telah berubah. ”Kapal perang militer ini (yang dijual ke Rusia) dirancang secara eksplisit untuk invasi seperti yang terjadi di Ukraina,” lanjut bunyi surat tersebut, yang dilansir semalam (5/6/2014).

“Setiap penjualan senjata dari pemerintah Prancis untuk militer Rusia akan meningkatkan proyeksi kekuatan Rusia, kemampuan untuk mengintimidasi negara-negara tetangga, dan secara ilegal merebut wilayah berdaulat,” imbuh bunyi surat tersebut.

Prancis Gusar

Prancis dibuat gusar dalam kasus penjualan kapal perang ini. Di satu sisi, Prancis merupakan sekutu AS yang setia dalam kebijakan militer luar negeri AS. Namun, di sisi lain Prancis takut terkena sanksi dari Rusia, karena penjualan dua kapal perang itu sudah disepakati dalam kontrak.

Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius, telah mengumumkan bahwa kesepakatan itu sudah berjalan.”Rusia sudah membayar lebih dari setengah dari biaya kontrak, dan menurut hukum, tidak ada kemungkinan untuk berkata 'tidak ' dengan kesepakatan itu,” kata Fabius.

Kapal perang Mistral Perancis yang dijual ke Rusia ada dua jenis. Yang pertama, bernama Vladivostok, yang dijadwalkan akan sampai ke Rusia pada Oktober 2014. Sedangkan yang kedua, bernama Sebastopol  yang akan dikirimkan pada tahun 2015. 


Kapal-kapal perang itu akan ditempatkan bersama Armada Laut Hitam Rusia di Crimea, wilayah yang semula bagian dari Ukraina namun dianeksasi Moskow pada Maret 2014 lalu.

Sementara itu, menjelang kunjungan ke Prancis, Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan, bahwa Moskow tidak mencaplok Crimea dan tidak berniat melakukan intervensi di Ukraina.

”Itu adalah khayalan bahwa pasukan Rusia mencaplok Crimea. Pasukan Rusia melakukan hal semacam itu,” kata Putin kepada stasiun televisi Prancis, TF1. Menurutnya, rakyat Crimea sendiri yang menggelar referendum untuk bergabung ke Rusia


Sumber : Sindo

No comments:

Post a Comment