Monday, 30 June 2014

Jepang-Australia perkuat kerja sama militer

Sejumlah menteri Jepang dan Australia, Rabu, akan bertemu untuk memperkuat kerja sama militer, termasuk di antaranya kemungkinan kesepakatan transfer teknologi kapal selam.

Perundingan militer tersebut dilakukan pada saat raksasa Asia, China, memicu sejumlah ketegangan di wilayah Asia-Pasifik.

Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, dan Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, menjadi tuan rumah di Tokyo bagi Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, dan Menteri Pertahanan Australia, David Johnston.


Keempat menteri itu bertemu dalam putaran kelima perundingan "2+2".

Dua sekutu Amerika Serikat itu akan membicarakan transfer teknologi kapal selam Jepang ke Australia. Canberra ingin mengganti armada kapal selamnya pada beberapa tahun mendatang dengan biaya sekitar 37 milyar dolar Amerika Serikat.

Dalam pertemuan 2+2, para menteri juga membahas lanjutan kesepakatan perdagangan bebas dan keamanan yang disepakati sebelumnya pada April lalu antara Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

Abe tokoh politik yang mendorong Tokyo lebih aktif di panggung global dan berniat mengubah konstitusi Jepang yang melarang negara kekaisaran itu memulai peperangan.

Setelah Perang Dunia II, Jepang tidak dibolehkan internasional memiliki angkatan perang alias angkatan bersenjata; yang dibolehkan adalah Pasukan Bela Diri Jepang, satu-satunya militer suatu negara dengan predikat demikian.

Abe juga telah melonggarkan larangan ekspor senjata yang memungkinkan kerja sama militer dengan Australia.

Pada sore hari waktu setempat, para menteri akan membicarakan kerangka legal yang memungkinkan dua negara untuk melakukan penelitian bersama sekaligus memperdagangkan peralatan pertahanan.

"Kami akan terlibat dalam pembicaraan praktis untuk memperkuat kerja sama keamanan dan pertahanan," kata Kishida dalam konferensi pers, Selasa.

Menurut keterangan Onoreda, kedua menteri dari Australia juga akan melihat armada kapal selam Jepang selama kunjungannya. 

Pada Perang Dunia II, Jepang banyak mendapat teknologi milter terkini pada masanya, dari Jerman, termasuk teknologi kapal selam mini. Bisa dibilang, Jepang memiliki industri pertahanan yang paling maju di Asia Timur pada saat itu.

Onoreda juga mengatakan, militer kedua negara sedang menjadwalkan latihan bersama, menjalankan sejumlah program bantuan kemanusiaan, serta membicarakan sejumlah tindakan untuk memastikan keamanan maritim.

Para menteri juga mendiskusikan dampak aktivitas ambisius China dan klaim teritorial sepihak dari Beijing yang dinilai berdampak pada pergeseran keseimbangan kekuatan di wilayah Asia Pasifik.

Beijing pada beberapa waktu terakhir terus mengintensifkan klaim atas Laut China Selatan dan terlibat perseteruan langsung dengan Hanoi serta Manila. 

Belakangan, Manila dan Hanoi malah sejenak menyingkirkan perselisihan di antara mereka dan bersatu menghadapi Beijing tentang kepemilikan Laut China Selatan itu. 

Sumber : Antara

No comments:

Post a Comment