Amerika Serikat (AS) mengirim 1.000 marinir dan kapal perang ke pantai Libya. Salah satu tujuannya,
untuk mengevakuasi massal diplomat dan warga AS keluar dari negara yang sedang dilanda konflik politik itu.
Pejabat AS mengatakan, kapal perang USS Bataan akan tiba di pantai Libya dalam beberapa hari ini.
Langkah AS itu menyusul memenasnya situasi di Libya, setelah orang-orang bersenjata menyerbu rumah perdana menteri baru Libya, Ahmed Maiteeq, 42, Selasa kemarin.
Maiteeq tokoh faksi Islam dan keluarganya yang ketakutan telah melarikan diri. Seorang ajudan Maiteeq mengatakan, rumah Perdana Menteri Libya di Tripoli diserang roket dan senjata lainnya pada pukul 15.00 waktu Libya kemarin.
Selain kapal perang, AS juga mengerahkan beberapa helikopter.”Akan tiba di daerah pesisir Libya dalam hitungan hari,” kata seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansirReuters, Rabu (28/5/2014). Menurutnya, langkah cepat AS itu juga untuk mengamankan kedutaan AS yang ada di Libya.
Departemen Luar Negeri AS merekomendasikan agar warga AS di Libya segera meninggalkan negara yang pernah dipimpin Moammar Khadafi itu. “Karena masalah keamanan,
Departemen Luar Negeri telah membatasi staf di Kedutaan Tripoli dan hanya mampu memberikan layanan darurat yang sangat terbatas untuk warga AS di Libya,” bunyi travel warning, departemen tersebut.
Sementara itu, Mohamed Zahawi , Kepala Ansar Al – Sharia, sebuah kelompok militan Libya di Benghazi , memperingatkan agar AS tidak ikut campur dalam pergolakan yang terjadi di Libya.
Zahawi menuduh pemerintah AS mendukung Jenderal Haftar, yang menyerang gedung parlemen yang didominasi faksi Islam. Dia menyebut Haftar sebagai Khadafi baru dan agen intelijen AS.
“Kami mengingatkan Amerika, jika mereka ikut campur, kekalahan mereka di Afghanistan, Irak dan Somalia (akan dirasakan), karena mereka akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih buruk di Libya,” bunyi ancaman Zahawi.” Itu adalah Amerika yang mendesak Haftar untuk mengubah negara itu ke arah perang dan pertumpahan darah,” katanya lagi.
Sumber : Sindo
untuk mengevakuasi massal diplomat dan warga AS keluar dari negara yang sedang dilanda konflik politik itu.
Pejabat AS mengatakan, kapal perang USS Bataan akan tiba di pantai Libya dalam beberapa hari ini.
Langkah AS itu menyusul memenasnya situasi di Libya, setelah orang-orang bersenjata menyerbu rumah perdana menteri baru Libya, Ahmed Maiteeq, 42, Selasa kemarin.
Maiteeq tokoh faksi Islam dan keluarganya yang ketakutan telah melarikan diri. Seorang ajudan Maiteeq mengatakan, rumah Perdana Menteri Libya di Tripoli diserang roket dan senjata lainnya pada pukul 15.00 waktu Libya kemarin.
Selain kapal perang, AS juga mengerahkan beberapa helikopter.”Akan tiba di daerah pesisir Libya dalam hitungan hari,” kata seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dilansirReuters, Rabu (28/5/2014). Menurutnya, langkah cepat AS itu juga untuk mengamankan kedutaan AS yang ada di Libya.
Departemen Luar Negeri AS merekomendasikan agar warga AS di Libya segera meninggalkan negara yang pernah dipimpin Moammar Khadafi itu. “Karena masalah keamanan,
Departemen Luar Negeri telah membatasi staf di Kedutaan Tripoli dan hanya mampu memberikan layanan darurat yang sangat terbatas untuk warga AS di Libya,” bunyi travel warning, departemen tersebut.
Sementara itu, Mohamed Zahawi , Kepala Ansar Al – Sharia, sebuah kelompok militan Libya di Benghazi , memperingatkan agar AS tidak ikut campur dalam pergolakan yang terjadi di Libya.
Zahawi menuduh pemerintah AS mendukung Jenderal Haftar, yang menyerang gedung parlemen yang didominasi faksi Islam. Dia menyebut Haftar sebagai Khadafi baru dan agen intelijen AS.
“Kami mengingatkan Amerika, jika mereka ikut campur, kekalahan mereka di Afghanistan, Irak dan Somalia (akan dirasakan), karena mereka akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih buruk di Libya,” bunyi ancaman Zahawi.” Itu adalah Amerika yang mendesak Haftar untuk mengubah negara itu ke arah perang dan pertumpahan darah,” katanya lagi.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment