Rabu pekan lalu, ratusan penerbangan di Bandara Internasional Los Angeles, Amerika Serikat, terpaksa dibatalkan dan puluhan penerbangan tertunda.
Belakangan diketahui, insiden itu disebabkan oleh melintasnya pesawat mata-mata U-2 yang mengganggu sistem komputer.
Diberitakan Reuters, Senin 5 Mei 2014, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan, pesawat U-2 di udara California membuat komputer bandara tidak mampu memprediksi alur terbang pesawat yang telah digunakan AS sejak tahun 1955. Akibatnya, komputer di pusat kendali lalu lintas udara bandara Los Angeles mengalami masalah.
Peristiwa ini berujung pada pembatalan atau penundaan penerbangan lebih dari 200 penerbangan di bandara tersebut. Puluhan penerbangan di bandara-bandara kecil di California--maupun yang hendak menuju negara bagian itu-- juga terpaksa dibatalkan.
Juru bicara FAA Lynn Lunsford mengatakan bahwa pada 30 April 2014 itu sistem lalu lintas udara kesulitan saat hendak memproses jalur penerbangan U-2. Komputer bandara menganggap pesawat ini adalah jenis yang biasa terbang di ketinggian rendah. Padahal, pesawat buatan Lockheed Martin ini adalah jenis altitude tinggi.
Komputer dan petugas bandara kebingungan bagaimana caranya agar jalur penerbangan U-2 tidak bentrok dengan pesawat lain. Akhirnya, ratusan jadwal penerbangan terpaksa ditunda.
Semenjak itu, bandara Los Angeles menerapkan sistem baru yang membedakan ketinggian pesawat berdasarkan jenisnya. "FAA menyelesaikan masalah ini dalam satu jam, dan langsung menyesuaikan sistem yang sekarang menambahkan informasi ketinggian di setiap penerbangan," kata Lynn.
Diberitakan Reuters, Senin 5 Mei 2014, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan, pesawat U-2 di udara California membuat komputer bandara tidak mampu memprediksi alur terbang pesawat yang telah digunakan AS sejak tahun 1955. Akibatnya, komputer di pusat kendali lalu lintas udara bandara Los Angeles mengalami masalah.
Peristiwa ini berujung pada pembatalan atau penundaan penerbangan lebih dari 200 penerbangan di bandara tersebut. Puluhan penerbangan di bandara-bandara kecil di California--maupun yang hendak menuju negara bagian itu-- juga terpaksa dibatalkan.
Juru bicara FAA Lynn Lunsford mengatakan bahwa pada 30 April 2014 itu sistem lalu lintas udara kesulitan saat hendak memproses jalur penerbangan U-2. Komputer bandara menganggap pesawat ini adalah jenis yang biasa terbang di ketinggian rendah. Padahal, pesawat buatan Lockheed Martin ini adalah jenis altitude tinggi.
Komputer dan petugas bandara kebingungan bagaimana caranya agar jalur penerbangan U-2 tidak bentrok dengan pesawat lain. Akhirnya, ratusan jadwal penerbangan terpaksa ditunda.
Semenjak itu, bandara Los Angeles menerapkan sistem baru yang membedakan ketinggian pesawat berdasarkan jenisnya. "FAA menyelesaikan masalah ini dalam satu jam, dan langsung menyesuaikan sistem yang sekarang menambahkan informasi ketinggian di setiap penerbangan," kata Lynn.
Pesawat yang dijuluki
"Naga Betina" ini bisa terbang di ketinggian 21.000 meter di atas
permukaan laut. Karena altitude tinggi inilah, pilot U-2 harus
mengenakan pakaian astronot yang bertekanan tinggi.
U-2 adalah pesawat bermesin tunggal yang telah digunakan sejak era Perang Dingin untuk memata-matai Uni Soviet, Tiongkok, Vietnam Utara dan Kuba. Pesawat ini masih digunakan di angkatan udara AS, menjadikannya salah satu pesawat yang telah dioperasikan lebih dari 50 tahun.
U-2 juga pernah dilibatkan dalam perang di Afganistan dan Irak serta mendukung beberapa operasi NATO. Saat ini, peran mata-mata U-2 sudah bisa digantikan oleh pesawat nirawak canggih seperti Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk.
U-2 adalah pesawat bermesin tunggal yang telah digunakan sejak era Perang Dingin untuk memata-matai Uni Soviet, Tiongkok, Vietnam Utara dan Kuba. Pesawat ini masih digunakan di angkatan udara AS, menjadikannya salah satu pesawat yang telah dioperasikan lebih dari 50 tahun.
U-2 juga pernah dilibatkan dalam perang di Afganistan dan Irak serta mendukung beberapa operasi NATO. Saat ini, peran mata-mata U-2 sudah bisa digantikan oleh pesawat nirawak canggih seperti Northrop Grumman RQ-4 Global Hawk.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment