PARA pejabat Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) bersama-sama memeriksa tiga pesawat tak berawak atau drone yang ditemukan di tiga lokasi berbeda dekat perbatasan Korsel pada Maret lalu.
Korut bantah terbangkan pesawat terbang tak berawak atau drone kecil ke Korea Selatan (Korsel). Korut justru menuduh Amerika Serikat (AS) dan Korsel telah merekayasa hasil penyelidikan.
Juru bicara militer Korea Utara (Korut) yang tidak mau disebut namanya, menganggap tuduhan tersebut sebuah konspirasi yang konfrontatif yang didukung oleh Presiden Korsel Park Geun-hye yang disebut Korut sebagai pelacur politik.
“Jika Washington menghiraukan membayar sebuah terompet, Hal tersebut karena AS merupakan kakek pikun yang mencoba menghentikan seorang anak yang sedang menangis,” ungkapnya yang disiarkan oleh kantor berita resmi Korut KCNA, seperti dikutip Reuters, Senin (12/5/2014).
“Jika Washington menghiraukan membayar sebuah terompet, Hal tersebut karena AS merupakan kakek pikun yang mencoba menghentikan seorang anak yang sedang menangis,” ungkapnya yang disiarkan oleh kantor berita resmi Korut KCNA, seperti dikutip Reuters, Senin (12/5/2014).
Sebelumnya pada April lalu, Korut sempat mengusulkan penyelidikan bersama terhadap drone yang jatuh di wilayah Selatan. Namun Korsel menolak kerjasama tersebut.
Namun Juru Bicara Kementrian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok menyesalkan pernyataan tersebut.
“Korut yang bukan negara nyata itu tidak memiliki hak asasi manusia atau kebebasan. Karena hal tersebut hanya untuk menopang satu orang,” ucapnya
Sumber : Pelita Online
Sumber : Pelita Online
No comments:
Post a Comment