Cina mengajak negara negara Asia membentuk aliansi keamanan baru guna
membatasi pengaruh AS di kawasan.
Uniknya, negeri Komunis itu memperingatkan AS agar tidak melakukan hal serupa terkait konflik di Laut Cina Selatan
Cina mulai merenggangkan otot menghadapi konflik di Laut Cina Selatan. Presiden Xi Jinping menyerukan pembentukan struktur kerjasama keamanan baru di Asia yang melibatkan Rusia dan Iran, tanpa Amerika Serikat.
"Kita harus memperbaharui kerjasama keamanan dan meracik struktur baru di kawasan," kata Xi di sebuah konfrensi di Shanghai yang dihadiri oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin dan kepala pemerintah dari negara-negara di Asia Tengah.
Dalam pidatonya Xi tidak menyebut konflik teranyar antara Beijing dan Vietnam terkait pengeboran minyak lepas pantai di Laut Cina Selatan.
Perebutan SDA di Laut Cina Selatan
"Instalasi ilegal oleh Cina mengancam perdamaian, stabilitas, keamanan dan kebebasan di laut timur," kata Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung seusai bertemu dengan Persiden Filipina, Benigno Aquino III di Manila.
"Kedua belah pihak berniat melawan pelanggaran yang dilakukan Cina dan menyerukan dunia internasional untuk mengecam langkah Beijing," imbuhnya. Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei adalah negara yang berselisih faham dengan Cina terkait kedaulatan di Laut Cina Selatan.
Terutama Beijing berupaya menjadikan CICA sebagai "Pusat Pengendalian Keamanan" untuk situasi darurat, semisal konflik bersenjata di Laut Cina Selatan. Analis menilai organisasi multilateral itu akan dimanfaatkan Beijing untuk mecari dukungan dalam situasi perang, layaknya NATO untuk Amerika Serikat.
Cina Peringatkan Sekutu AS di Asia
Wacana tersebut menandai upaya terakhir Cina untuk mengumpulkan sekutu guna membatasi pengaruh Washington di kawasan.
Uniknya dalam kesempatan yang sama, Presiden Xi mewanti-wanti negara-negara Asia, bahwa memperkuat aliansi militer untuk melawan Cina tidak akan menguntungkan keamanan regional. Ia juga memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mencampuri urusan di kawasan dengan membentuk aliansi keamanan baru.
"Membangun aliansi militer untuk membidik pihak ketiga adalah langkah yang salah untuk menjaga keamanan bersama di wilayah," kata Xi. Sang presiden merujuk pada langkah Vietnam, Filipina dan Jepang yang memperkuat kerjasama keamanan dengan AS.
Sumber : Dw.De
Uniknya, negeri Komunis itu memperingatkan AS agar tidak melakukan hal serupa terkait konflik di Laut Cina Selatan
Cina mulai merenggangkan otot menghadapi konflik di Laut Cina Selatan. Presiden Xi Jinping menyerukan pembentukan struktur kerjasama keamanan baru di Asia yang melibatkan Rusia dan Iran, tanpa Amerika Serikat.
"Kita harus memperbaharui kerjasama keamanan dan meracik struktur baru di kawasan," kata Xi di sebuah konfrensi di Shanghai yang dihadiri oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin dan kepala pemerintah dari negara-negara di Asia Tengah.
Dalam pidatonya Xi tidak menyebut konflik teranyar antara Beijing dan Vietnam terkait pengeboran minyak lepas pantai di Laut Cina Selatan.
Perebutan SDA di Laut Cina Selatan
"Instalasi ilegal oleh Cina mengancam perdamaian, stabilitas, keamanan dan kebebasan di laut timur," kata Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung seusai bertemu dengan Persiden Filipina, Benigno Aquino III di Manila.
"Kedua belah pihak berniat melawan pelanggaran yang dilakukan Cina dan menyerukan dunia internasional untuk mengecam langkah Beijing," imbuhnya. Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei adalah negara yang berselisih faham dengan Cina terkait kedaulatan di Laut Cina Selatan.
Setelah aksi protes anti Cina meletus di Vietnam, Beijing mengevakuasi warganya dari negara jiran itu
Sebab itu pula langkah Cina memanfaatkan aliansi keamanan
bentukan negara Asia (CICA) dianggap sebagai ancaman. CICA alias
Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia,
beranggotakan 24 negara, termasuk Korea, Thailand dan Turki, diharapkan
akan mewadahi "dialog keamanan dan kerjasama," serta "meracik mekanisme
konsultasi pertahanan," kata Xi.
Terutama Beijing berupaya menjadikan CICA sebagai "Pusat Pengendalian Keamanan" untuk situasi darurat, semisal konflik bersenjata di Laut Cina Selatan. Analis menilai organisasi multilateral itu akan dimanfaatkan Beijing untuk mecari dukungan dalam situasi perang, layaknya NATO untuk Amerika Serikat.
Cina Peringatkan Sekutu AS di Asia
Wacana tersebut menandai upaya terakhir Cina untuk mengumpulkan sekutu guna membatasi pengaruh Washington di kawasan.
Uniknya dalam kesempatan yang sama, Presiden Xi mewanti-wanti negara-negara Asia, bahwa memperkuat aliansi militer untuk melawan Cina tidak akan menguntungkan keamanan regional. Ia juga memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mencampuri urusan di kawasan dengan membentuk aliansi keamanan baru.
"Membangun aliansi militer untuk membidik pihak ketiga adalah langkah yang salah untuk menjaga keamanan bersama di wilayah," kata Xi. Sang presiden merujuk pada langkah Vietnam, Filipina dan Jepang yang memperkuat kerjasama keamanan dengan AS.
Sumber : Dw.De
No comments:
Post a Comment