Pemerintah Amerika Serikat tengah memburu pengusaha
asal Tiongkok yang disebut-sebut sebagai pemasok rudal balistik untuk
Iran.
Hadiah jutaan dolar akan diberikan AS bagi siapapun yang bisa memberikan informasi keberadaan pria bernama Li Fangwei itu.
Diberitakan CNN, Selasa 29 April 2014, jaksa penuntut di pengadilan Manhattan menetapkan pria yang bernama lain Karl Lee ini, beserta perusahaan dan mitranya, sebagai pelaku pencucian uang dan penipuan. Li juga disebut bagian dari lingkaran pemasok rudal yang diduga untuk program nuklir Iran.
Kementerian Luar Negeri, Perdagangan, dan Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap Li dan perusahaan-perusahaannya. Disinyalir pria ini masih berada di dalam Tiongkok.
Kementerian Luar Negeri mengumumkan hadiah sebesar US$5 miliar (Rp57 miliar) untuk informasi soal Li. AS juga tengah berupaya mendapatkan surat penangkapan dari Interpol.
Pemerintah Tiongkok diduga tidak akan bekerja sama menyerahkan Li pada AS. Jadi, AS akan mempersempit ruang gerak Li agar sulit merasa aman saat keluar Tiongkok.
Pengadilan Manhattan telah menyita US$6,9 miliar yang diduga milik perusahaan Li di berbagai bank di AS.
Penetapan Li sebagai salah satu mitra Iran dalam menghindari sanksi AS dimulai pada pengadilan di Manhattan tahun 2009. Dia dituduh menggunakan nama palsu untuk memroses pembayaran penjualan ke Iran melalui bank-bank di New York. Nama palsu digunakan Li karena sejak 2006, dia telah diblokir dari sistem perbankan AS.
AS menduga saat ini Li dan mitranya di Iran menggunakan perusahaan baru dan cara yang lebih mutakhir dalam berbisnis agar tidak tercium AS. Tahun 2013 lalu, Li membantah tuduhan tersebut. Dia berdalih perusahaannya berbisnis dengan cara halal di Iran, yaitu menjual besi.
Sumber : Viva
Hadiah jutaan dolar akan diberikan AS bagi siapapun yang bisa memberikan informasi keberadaan pria bernama Li Fangwei itu.
Diberitakan CNN, Selasa 29 April 2014, jaksa penuntut di pengadilan Manhattan menetapkan pria yang bernama lain Karl Lee ini, beserta perusahaan dan mitranya, sebagai pelaku pencucian uang dan penipuan. Li juga disebut bagian dari lingkaran pemasok rudal yang diduga untuk program nuklir Iran.
Kementerian Luar Negeri, Perdagangan, dan Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap Li dan perusahaan-perusahaannya. Disinyalir pria ini masih berada di dalam Tiongkok.
Kementerian Luar Negeri mengumumkan hadiah sebesar US$5 miliar (Rp57 miliar) untuk informasi soal Li. AS juga tengah berupaya mendapatkan surat penangkapan dari Interpol.
Pemerintah Tiongkok diduga tidak akan bekerja sama menyerahkan Li pada AS. Jadi, AS akan mempersempit ruang gerak Li agar sulit merasa aman saat keluar Tiongkok.
Pengadilan Manhattan telah menyita US$6,9 miliar yang diduga milik perusahaan Li di berbagai bank di AS.
Penetapan Li sebagai salah satu mitra Iran dalam menghindari sanksi AS dimulai pada pengadilan di Manhattan tahun 2009. Dia dituduh menggunakan nama palsu untuk memroses pembayaran penjualan ke Iran melalui bank-bank di New York. Nama palsu digunakan Li karena sejak 2006, dia telah diblokir dari sistem perbankan AS.
AS menduga saat ini Li dan mitranya di Iran menggunakan perusahaan baru dan cara yang lebih mutakhir dalam berbisnis agar tidak tercium AS. Tahun 2013 lalu, Li membantah tuduhan tersebut. Dia berdalih perusahaannya berbisnis dengan cara halal di Iran, yaitu menjual besi.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment