Saturday, 22 March 2014

Pasukan Ukraina Siap Tinggalkan Crimea

Tak seperti pasukan bertopeng yang tak bertanda yang menguasai Crimea selama tiga pekan, kini pasukan payung Rusia menduduki pangkalan militer Ukraina di Perevalnoye mengenakan ciri khas mereka tope baret biru dengan simpul berwarna merah.

Di sisi lain semenanjung itu, pasukan Rusia terus mengambil alih posisi-posisi militer Ukraina, yang sejauh ini tak memberikan perlawanan.

Direbutnya pangkalan militer Perevalnoye, sekitar 25 kilometer sebelah tenggara ibu kota Crimea, Simferopol, bertepatan dengan berakhirnya kesepakatan pertahanan Ukraina-Rusia yang dibuat pekan lalu setelah aneksasi wilayah tersebut oleh Rusia.

Pengambil alihan Crimea berlangsung nyaris tanpa pertumpahan darah, kecuali tewasnya seorang prajurit Ukraina dalam sebuah insiden penembakan di Simferopol awal pekan ini.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina di Kiev mengatakan basis-basis militer Ukraina di Crimea sejauh ini masih dalam kendali militer negeri itu.

"Secara formal, semua fasilitas militer di Crimea berada di bawah kendai angkatan bersenjata Ukraina. Hal-hal lainnya masih berupa spekulasi," kata dia.

Seorang analis pertahanan di Kiev mengatakan terdapat antara 8.000-10.000 personel militer Ukraina di sekitar 36 pangkalan militer di Crimea.  Namun, angkatan bersenjata Ukraina memperkirakan terdapat sedikitnya 20 personel militer di semenanjung itu.

Di pangkalan udara Belbek, yang sejauh ini menolak untuk menyerah, sejumlah prajurit Ukraina terlihat mulai berkemas dan meninggalkan pangkalan itu. Sedangkan beberapa prajurit lain bertekad bertahan hingga titik darah penghabisan.

"Kami sudah mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga kami. Ada air mata, namun kami sudah siap," kata Sergei, seorang prajurit, sambil menudingkan jarinya ke dahi.

Banyak prajurit di pangkalan udara Belbek menenteng senjata, namun tanpa magasin peluru terpasang. Sejumlah prajurit berharap pangkalan itu bisa diserahkan secara terhormat tanpa pertumpahan darah.

Nikolai, seorang prajurit paruh baya, mengeluhkan minimnya perintah dari komando tertinggi di Kiev. Dia mengatakan tetap ingin meneruskan kariernya di militer Ukraina.

"Kami berulang kali meminta perintah Kiev, yang kami peroleh hanya keheningan. Mereka nampaknya takut bertanggung jawab atas nasib kami," kata Nikolai.

"Tentara Rusia akan datang, akan banyak keributan, kami tidak berencana mati di sini," tambah dia.

Pada Kamis (20/3/2014), pasukan Rusia merebut tiga korvet Ukraina di pelabuhan Sevastopol yaitu Lutsk, Khmelnitsky dan Ternopol. Sementara itu, kapal komando armada Ukraina, Slavutych, tetap buang sauh di pangkalan utama Sevastopol dihadang tiga kapal perang Rusia dan satu kapal perusak, Moskva.


Sumber : Kompas

No comments:

Post a Comment