Militer Filipina, Kamis
(13/3/2014), mengatakan berhasil mengatasi blokade laut China dengan
menggunakan pesawat udara untuk mengirimkan bahan makanan untuk
prajuritnya yang bertugas di sebuah gugus karang di wilayah Laut China
Selatan yang diperebutkan kedua negara.
Insiden ini adalah yang terbaru dan memicu situasi lebih tegang antara kedua negara terkait perebutan wilayah Laut China Selatan yang kaya sumber daya alam itu.
"Kami memastikan berhasil mengirimkan makanan lewat udara untuk pasukan kami," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina, Peter Paul Galves.
Galves memaparkan pengiriman bahan makanan itu dilakukan lewat udara namun tidak menjelaskan kapan operasi itu digelar dan tidak menjelaskan rincian lain.
Insiden ini terjadi di gugus karang Second Thomas di kepulauan Spratly, yang berada sekitar 200 kilometer dari pulau Palawan di wilayah barat Filipina. Wilayah ini diklaim Manila sebagai bagian dari teritori negeri kepulauan itu.
Gugus karang itu sendiri berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari pulau Hainan, wilayah daratan China yang terdekat. Namun, China mengklaim seluruh wilayah Laut China Selatan sebagai teritorinya berdasarkan catatan sejarah.
Sekelompok kecil marinir Filipina tinggal di atas BRP Sierra Madre, bekas kapal transpor AS di masa Perang Dunia II yang kemudian diserahkan kepada AL Filipina.
Kapal itu kandas di kawasan tersebut pada 1990-an. Sejak saat itu, kapal berukuran 1.000 meter itu digunakan sebagai pos penjagaan marinir Filipina di gugusan karang tersebut.
Filipina terpaksa menggelar operasi pengiriman bahan makanan dari udara sebab sejak 9 Maret lalu, kapal-kapal penjaga pantai China memblokir dua kapal barang Filipina yang mengangkut bahan makanan dan personel ke gugusan karang itu.
Selain Filipina dan China, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam juga ikut mengklaim wilayah yang sama di Laut China Selatan.
Insiden ini adalah yang terbaru dan memicu situasi lebih tegang antara kedua negara terkait perebutan wilayah Laut China Selatan yang kaya sumber daya alam itu.
"Kami memastikan berhasil mengirimkan makanan lewat udara untuk pasukan kami," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina, Peter Paul Galves.
Galves memaparkan pengiriman bahan makanan itu dilakukan lewat udara namun tidak menjelaskan kapan operasi itu digelar dan tidak menjelaskan rincian lain.
Insiden ini terjadi di gugus karang Second Thomas di kepulauan Spratly, yang berada sekitar 200 kilometer dari pulau Palawan di wilayah barat Filipina. Wilayah ini diklaim Manila sebagai bagian dari teritori negeri kepulauan itu.
Gugus karang itu sendiri berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari pulau Hainan, wilayah daratan China yang terdekat. Namun, China mengklaim seluruh wilayah Laut China Selatan sebagai teritorinya berdasarkan catatan sejarah.
Sekelompok kecil marinir Filipina tinggal di atas BRP Sierra Madre, bekas kapal transpor AS di masa Perang Dunia II yang kemudian diserahkan kepada AL Filipina.
Kapal itu kandas di kawasan tersebut pada 1990-an. Sejak saat itu, kapal berukuran 1.000 meter itu digunakan sebagai pos penjagaan marinir Filipina di gugusan karang tersebut.
Filipina terpaksa menggelar operasi pengiriman bahan makanan dari udara sebab sejak 9 Maret lalu, kapal-kapal penjaga pantai China memblokir dua kapal barang Filipina yang mengangkut bahan makanan dan personel ke gugusan karang itu.
Selain Filipina dan China, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam juga ikut mengklaim wilayah yang sama di Laut China Selatan.
Sumber : kompas
No comments:
Post a Comment