Tuesday, 18 March 2014

Cina Masuk Empat Besar Pengekspor Senjata Dunia

Menurut laporan SIPRI, Cina sekarang menjadi eksportir senjata keempat terbesar dunia, menggantikan posisi Perancis. Jerman ada di peringkat ketiga, posisi teratas Amerika dan Rusia. 

Cina kini menggantikan posisi Perancis sebagai penjual senjata keempat terbesar dunia, demikian menurut laporan SIPRI yang berkedudukan di Swedia. Selama lima tahun terakhir, penjualan senjata global naik 14 persen.

Kini Cina menguasai 6 persen pangsa ekspor senjata dunia, sedangkan Perancis 5 persen. Posisi teratas statistik penjualan senjata untuk periode 2009-2013 masih diduduki oleh Amerika Serikat, yang menguasai 29 persen ekspor senjata global, diikuti oleh Rusia, 20 persen, dan Jerman, 7 persen.

Menurut laporan SIPRI, lima negara pengekspor senjata terbesar itu menguasai 74 persen penjualan senjata global.

India tingkatkan pembelian senjata

India tetap menjadi pembeli senjata terbesar dunia dan mengimpor tiga kali lebih banyak dari pesaing terbesarnya, Cina dan Pakistan, selama lima tahun terakhir, demikian pernyataan SIPRI. 

India menyusul angka pembelian senjata Cina pada tahun 2010 ketika melakukan modernisasi persenjataan dan menghadapi beberapa konflik di perbatasan.
Senjata untuk India kebanyakan dipasok dari Rusia, yaitu sekitar 75 persen. 

Pada saat yang sama, India juga menjadi pelanggan senjata terbesar bagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tahun lalu. Tapi untuk periode 2009-2013, hanya 7 persen impor senjata India berasal dari Amerika Serikat.

Pembeli senjata terbesar lainnya adalah Cina, Pakistan, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, demikian disebutkan dalam laporan SIPRI.

Afrika naik, Eropa turun

Penjualan senjata ke negara-negara Afrika memperlihatkan kenaikan tajam. Importir utama di Afrika adalah Aljazair, Maroko dan Sudan. Impor senjata ketiga negara itu untuk periode 2009-2013 menunjukkan kenaikan 53 persen dibandingkan periode 2004-2008.

Untuk Eropa, impor senjata terbesar dilakukan oleh Inggris dan Yunani. Namun secara keseluruhan, pembelian senjata negara-negara Eropa menunjukkan penurunan 25 persen.

SIPRI menyebutkan, mereka mengamati perkembangan penjualan senjata untuk periode lima tahun, karena statistik tahunan bisa memberi gambaran salah jika pada tahun itu ada pesanan senjata besar dari satu negara.

SIPRI mengumpulkan data-data penjualan senjata dari sumber publik seperti laporan pemerintah dan neraca sektor industri. Tapi data-data perdagangan senjata SIPRI tidak meliputi penjualan senjata ringan, hanya mencatat perdagangan senjata berat.

Sumber : DW.DE

No comments:

Post a Comment