Sunday, 9 March 2014

AS Dan Jepang Mengembangkan Kapal Tempur Pesisir

Pada November 2001  Angkatan Laut Amerika Serikat mengajukan proposal keluarga baru kombatan permukaan. 

Kapal sekelas destroyer yang mampu beroperasi di perairan dangkal pesisir (Litoral) dengan persenjataan jarak jauh untuk mendukung pendaratan Marinir.

Proyek destroyer berkemampuan serang darat ini kemudian dihentikan karena biaya  tinggi. Dan sekarang Menteri Pertahanan Chuck Hagel memberi sinyal bahwa proyek kapal perang litoral kecil pun menghadapi kesulitan akibat masalah pendanaan, ia mengusulkan hanya 32 kapal diproduksi dari 52 unit yang awalnya direncanakan, dan mengarahkan Angkatan Laut untuk mulai mencari alternatif yang lebih hemat.

Ini jadi masalah besar bagi Angkatan Laut AS, karena kelas kapal baru ini sangat diharapkan untuk menghadapi tantangan yang berkembang saat ini dan di luar kemampuan kapal-kapal perang yang ada. Misalnya, cruiser dengan kemampuan pertahanan rudal akan menyediakan kemampuan yang lebih besar dan lebih presisi dalam melacak maneuver rudal balistik yang dikembangkan oleh China.

Di tengah kekhawatiran dampak negatif  pemotongan anggaran pertahanan militer AS bagi kemampuan pelaksanaan rencana “Poros Asia” Amerika Serikat, AS dan pemerintah Jepang belum lama ini mengumumkan rencana bersama untuk mengembangkan kapal baru berkecepatan tinggi yang mampu membawa helikopter.

Type 022 PLAN – fast attack craft/missile boat

Keputusan ini juga didorong semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas kapal tempur pesisir Angkatan Laut China. China berencana mengadakan 83 unit kapal rudal baru yang setara dengan Type 022 Littoral Combat Ship. 
 
Hanya dalam tujuh tahun, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China telah membangun 83 unit Type 022 dengan perkiraan biaya hanya sebesar $40 juta USD per kapal. 

Dan produksi tinggi tengah terus berlangsung di berbagai galangan kapal China. Angkatan Laut AS, di sisi lain, hanya mampu membangun dua unit LCS (Litoral Combat Ship) dalam rentang waktu yang sama, namun dengan biaya lebih dari $600 juta USD per unit. Destroyer siluman dengan multi hull (Trimaran) ini dibangun oleh   General Dynamics berkompetisi dengan design kapal perang pesisir Lockheed Martin.
Sebagai reaksi dari semakin meningkatnya kemampuan Angkatan Laut China (PLAN), perwakilan pemerintah AS dan Jepang mengumumkan bahwa Kementerian Pertahanan Jepang dan Departemen Pertahanan AS akan mengadakan studi untuk pengembangan bersama kapal di bawah perjanjian bilateral  MDA (Mutual Defense Assistance).

Pada 4 Maret Jepang 2014 memperoleh izin dari Amerika Serikat untuk merancang versi Jepang dari kapal tempur pesisir yang akan dibangun dengan bantuan AS.

Menurut laporan di media Jepang, J-LCS (Japan-Litoral Combat Ship) berkecepatan tinggi akan memberikan Japan Maritime Self Defense Force (JMSDF) kemampuan untuk cepat melakukan intervensi selama serangan kapal-kapal China di dekat pulau Senkaku/Diaoyu dan wilayah yang diperebutkan di laut Cina Timur. 
 
Analis China berspekulasi bahwa J-LCS ditujukan sebagai counter untuk Type 056 corvette dan Type 022 missile boat Angkatan Laut China (PLAN), dua jenis kapal yang kemungkinan akan dikerahkan ke wilayah sengketa jika hubungan dua negara terus memburuk. 

Selain itu, laporan awal menunjukkan bahwa lambung kapal sedikit diperbesar hingga mempunyai tonase lebih dari 1.000 ton dan bisa menampung SH-60K helikopter anti kapal selam dan helikopter MCH-101 airborne mine countermeasures (AMCM).

PLAN Type 056 Class OPV(Offshore patrol vessel)/Corvette

Indonesia
Indonesia sudah memulai program pembangunan Kapal Tempur Pesisir ini dengan proyek kapal Trimaran. Proyek kapal Trimaran adalah mulai muncul dari ide (mantan) KSAL Slamet Subiyanto pada 2005 lalu.
Kapal ini dibangun oleh PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jatim. Kapal ini dirancang memiliki panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot, bobot 53,1 GT, mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK, dibuat dengan teknologi tinggi berbahan serat optik, dipersenjatai peluru kendali dengan jarak tembak hingga 120 kilometer.

Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 114 miliar ($12.5 juta USD) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011. TNI Angkatan Laut meluncurkan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat, 31 Agustus 2012.

Litoral Combat Ship Trimaran produksi dalam negeri
Setelah peristiwa terbakarnya kapal pertama dan pembangunan ulang, belum terdengar kembali kabar resmi dari pemerintah mengenai kapal Siluman buatan dalam negeri ini.

Arah strategi militer US, Jepang dan China saat ini termasuk memberikan perhatian besar pada pengembangan Kapal Tempur Pesisir dengan kemampuan beroperasi di perairan dangkal, berkecepatan tinggi dan dilengkapi fitur siluman serta persenjataan canggih untuk menghadapi tantangan di Asia Pasifik yang memanas. 

Tampaknya TNI AL punya visi jauh ke depan, Indonesia dengan kepulauan dan wilayah luas perairan dangkal di beberapa hotspot internasional sangat ideal bagi beroperasinya kapal jenis ini. 
 
Dan jika membandingkan US yang mengeluarkan dana $600 juta per unit (127.4 m), China $40 juta per unit (42.6 m), maka biaya kapal perang pesisir Made In Indonesia yang “hanya” $12.5 juta USD per unit (63 m) termasuk sangat masuk akal untuk terus dikembangkan di dalam negeri. 

Sumber : JKGR

No comments:

Post a Comment