Taipei, - Seorang mantan perwira Angkatan Udara Taiwan dijatuhi vonis penjara seumur hidup karena menjadi mata-mata untuk China.
Dalam persidangan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/1/2014), Letnan Kolonel (Letkol) Yuan Hsiao-feng dinyatakan bersalah atas 12 dakwaan membocorkan informasi militer rahasia kepada China antara 2003 dan 2007.
Yuan menyerahkan informasi rahasia tersebut ke China lewat koleganya yang telah pensiun, Chen Wen-jen yang direkrut oleh Beijing setelah dia pergi ke sana untuk berbisnis. Chen menerima vonis penjara 20 tahun atas keterlibatannya dalam kasus spionase ini.
Pengadilan juga menjatuhkan denda 7,8 juta dolar Taiwan (US$ 260.000) terhadap Yuan. Jumlah tersebut sama dengan bayaran yang diterimanya karena menyerahkan informasi rahasia tersebut. Putusan Mahkamah Agung Taiwan ini bersifat final.
Kedua orang itu telah ditahan sejak 2012 ketika mereka gagal merekrut dua kolega yunior mereka untuk menjadi mata-mata China. Kedua yunior itu malah melaporkan mereka ke otoritas.
Taiwan dan China saling memata-matai satu sama lain sejak memisahkan diri pada tahun 1949 di akhir perang saudara. Namun pemerintah Beijing masih tetap menganggap pulau tersebut sebagai bagian dari wilayahnya.
Sumber : Detik
Dalam persidangan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (10/1/2014), Letnan Kolonel (Letkol) Yuan Hsiao-feng dinyatakan bersalah atas 12 dakwaan membocorkan informasi militer rahasia kepada China antara 2003 dan 2007.
Yuan menyerahkan informasi rahasia tersebut ke China lewat koleganya yang telah pensiun, Chen Wen-jen yang direkrut oleh Beijing setelah dia pergi ke sana untuk berbisnis. Chen menerima vonis penjara 20 tahun atas keterlibatannya dalam kasus spionase ini.
Pengadilan juga menjatuhkan denda 7,8 juta dolar Taiwan (US$ 260.000) terhadap Yuan. Jumlah tersebut sama dengan bayaran yang diterimanya karena menyerahkan informasi rahasia tersebut. Putusan Mahkamah Agung Taiwan ini bersifat final.
Kedua orang itu telah ditahan sejak 2012 ketika mereka gagal merekrut dua kolega yunior mereka untuk menjadi mata-mata China. Kedua yunior itu malah melaporkan mereka ke otoritas.
Taiwan dan China saling memata-matai satu sama lain sejak memisahkan diri pada tahun 1949 di akhir perang saudara. Namun pemerintah Beijing masih tetap menganggap pulau tersebut sebagai bagian dari wilayahnya.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment