Tuesday, 24 December 2013

"5.500 Helm Biru Lagi di Sudan Selatan"

Sekjen PBB menuntut Dewan Keamanan untuk menambah jumlah pasukan perdamaian di Sudan Selatan. 

Permintaan mendadak ini datang setelah negara termuda di Afrika tersebut tampak memasuki perang sipil.

Dalam sebuah surat kepada 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak penambahan pasukan helm biru sebanyak 5.500 personel dan 400 polisi untuk "memastikan keselamatan warga sipil serta melindungi personel dan aset PBB."

 Menurut rancangan rencananya, pasukan akan ditransfer dari misi PBB di Kongo, Darfur, Abyei, Pantai Gading dan Liberia. Ban juga meminta 3 helikopter tempur, 3 helikopter serbaguna dan sebuah pesawat militer C130.

 Dewan Keamanan rencananya menggelar voting atas permintaan ini hari Selasa (24/12/13), menurut duta besar Perancis untuk PBB, Gerard Araud, dan duta besar Inggris Mark Lyall Grant.

Ketegangan terus meningkat

 Sejak 15 Desember saat mantan wakil presiden Sudan Selatan, Riek Machar, dituding merencanakan kudeta, ketegangan terus meningkat. Machar menampik tuduhan, meski menyerukan Presiden Salva Kiir untuk mundur. Duo ini dikenal sebagai musuh bebuyutan, berasal dari suku adat yang berseberangan dan pernah ikut perang untuk dua sisi yang berbeda.


Pertempuran dimulai di Juba, namun kini ibukota kembali tenang berkat kehadiran pasukan perdamaian PBB. Meski begitu, pertempuran telah menyebar. Ratusan orang dilaporkan tewas pasca tuduhan kudeta, dan hingga 100.000 orang terpaksa mengungsi. Sekitar 40.000 orang berlindung di kamp pengungsi PBB.

 Negara-negara barat dan negara-negara di bagian selatan Afrika telah berupaya memediasi Presiden Salva Kiir dan bekas wakil presiden yang berubah menjadi pimpinan pemberontak, Machar, namun tidak berbuah hasil. 


Sebuah serangan militer terhadap ibukota negara bagian Jonglei, Bor, dan kota kaya minyak di negara bagian Unity, Bentiu, telah direncanakan.

 Militer kini "siap bergerak menuju Bor," ujar Presiden Salva Kiir di hadapan parlemen hari Senin (23/12/13), sembari menambahkan bahwa serangan ditunda sementara Amerika Serikat menerbangkan warganya keluar dari Sudan Selatan.

Pertempuran menyebar dari Juba

 Konflik dilaporkan terjadi hari Minggu (22/12/13) di negara bagian Nil Hulu, sementara di Bor pasukan pemberontak melepas tembakan ke arah tiga pesawat militer Amerika Serikat hari Sabtu (21/12/13). Sejumlah petinggi militer kini memihak pemberontak di Bor dan Bentiu.

 "Bor itu lokasi yang strategis," ungkap koordinator kemanusiaan PBB Toby Lanzer. "Sulit bagi saya untuk membayangkan sebuah skenario yang menulis Bor akan tetap tenang dan aman dalam beberapa hari ke depan."
 

Wakil khusus Amerika Serikat David Booth tiba di Sudan Selatan hari Senin untuk mencegah pecahnya perang sipil. Amerika telah menurunkan 46 tentara akhir pekan lalu untuk membantu evakuasi warga negeri paman Sam di Sudan Selatan, dan 45 tentara sebelumnya telah dikerahkan ke Juba untuk mengamankan kedutaan besar. 

Misi PBB di Sudan Selatan menyatakan hari Minggu bahwa semua staf non-kritis sudah dievakuasi ke Uganda.

 Dengan jumlah pengungsi yang terus naik, PBB mendesak bantuan finansial segera dari Amerika Serikat, Inggris, negara-negara Eropa lainnya, kata Lanzer.


Sumber : Dw.DE

No comments:

Post a Comment