Thursday, 7 November 2013

Korea Utara Kembangkan Bom EMP dengan Teknologi Rusia

Agen mata-mata Korea Selatan Senin kemarin mengatakan bahwa Korea Utara mengembangkan senjata electromagnetic pulse (EMP) dengan menggunakan teknologi Rusia yang ditujukan untuk melumpuhkan peralatan elektronik militer Korea Selatan di perbatasan selatan, dilansir oleh Herald Sun.

National Intelligence Service (NIS) Korsel dalam laporannya mengatakan kepada parlemen bahwa Korut telah membeli senjata EMP dari Rusia untuk dikembangkan sendiri.

Senjata EMP digunakan untuk merusak peralatan elektronik yang berupa ledakan energi elektromagnetik dalam bentuk radiasi, listrik dan medan magnet. Teorinya, senjata EMP diledakkan di udara di ketinggian tertentu (bom). Pada energi tingkat tinggi, serangan senjata EMP bisa menyebabkan kerusakan yang luas, termasuk komponen pesawat dan seluruh perangkat-perangkat elektronik lainnya. Efek ledakan EMP sendiri tergantung pada beberapa faktor, seperti ketinggian ledakan, energi yang dihasilkan, keluaran sinar gamma, interaksi dengan medan magnet bumi dan pelindung elektromagnetik dari target. 

Agen Korsel juga mengatakan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-Un menilai serangan cyber menjadi salah satu senjata utama bersama dengan senjata nuklir dan rudal, NIS menjelaskan kepada anggota parlemen.

Selain senjata EMP, menurut NIS, Korut juga gencar meretas smartphone dan berusaha memikat warga Korsel untuk menjadi informan. Korut juga telah berhasil mengumpulkan informasi dimana lokasi cadangan bahan bakar dan bahan kimia Korea Selatan, juga kereta bawah tanah, terowongan dan jaringan kereta api di kota-kota besar. NIS juga mengatakan bahwa mata-mata Korut juga melakukan operasi di China dan Jepang untuk menyebarkan propaganda pro-Pyongyang. Korut juga diyakini memiliki unit perang cyber elit dengan 3000 personil.


Seorang anggota parlemen Korsel yang mengutip data pemerintah, mengatakan pada bulan lalu bahwa dalam beberapa tahun terakhir Korut telah melakukan ribuan serangan cyber terhadap Korsel, menyebabkan kerugian keuangan sekitar AS$ 805 juta.


Selain penyerangan terhadap institusi militer, serangan cyber tingkat tinggi Korut juga menargetkan bank-bank komersial, instansi pemerintah, dan website media dan lembaga-lembaga penyiaran. Namun Korut sendiri membantahnya.
 
Sumber : Artilery

No comments:

Post a Comment