China akan memamerkan pesawat siluman generasi kelima J-20 dalam
pameran dirgantara pekan depan. Angkatan udara China mengatakan, ini
adalah penampilan perdana dari pesawat mutakhir Negeri Tirai Bambu itu.
J-20 akan memberikan demonstrasi penerbangan dalam Pameran
Penerbangan dan Dirgantara Internasional di Zuhai, China pekan depan.
Juru bicara angkatan udara, Shen Jinke dalam keterangan yang dilansir Reuters,
Jumat (28/10/2016) mengatakan produksi pesawat siluman itu berjalan
sesuai dengan rencana dan akan digunakan untuk menjaga kedaulatan dan
keamanan nasional China.
Berdasarkan informasi dari Pentagon, pesawat siluman generasi kelima
yang dikembangkan China, J-20 dan J-31 adalah penting bagi pengembangan
angkatan udara negara itu dari sebuah kekuatan teritorial menjadi
pasukan yang dapat melakukan operasi ofensif dan defensif.
Sebagian pengamat mengatakan, berdasarkan foto-foto J-20 yang
ada, China tampaknya mendapatkan kemajuan signifikan dalam mengembangkan
pesawat saingan jet tempur F-22 Raptor milik Amerika Serikat (AS) itu.
Namun, sebagian lain berpendapat manufaktur pertahanan China masih
kesulitan mengembangkan mesin yang dapat menyaingi jet tempur Barat
dalam pertempuran.
Sumber : Okezone
Read More..
Perkembangan mengkhawatirkan teramati dari Rusia. Presiden Vladimir Putin memanggil seluruh warganya di seluruh dunia untuk pulang kampung.
Imbauan itu muncul setelah Putin membatalkan rencana kunjungannya ke
Prancis menyusul 'kemarahan' yang muncul atas keterlibatan Moskow dalam
perang Suriah.
Tak hanya itu, Negeri Beruang Merah baru saja meluncurkan misil barunya, Topol, yang diklaim sebagai yang tercepat sedunia.
Rusia meluncurkan misil itu dari kapal selam di Laut Barents pada
Rabu 12 Oktober lalu. Peluncuran ini dilakukan setelah beberapa kali uji
coba balistik dilakukan.
Disinyalir sebagai kesiapan Moskow terhadap konflik internasional di masa depan. Demikian seperti dikutip dari Australian Network News, pada Jumat (14/10/2016).
Di hari peluncuran, secara bersamaan militer Rusia juga
menembakkan misil lainnya dari sebuah pulau di utara Rusia. Dan setelah
itu, misil ketiga berupa roket nuklir diluncurkan dari kapal selam di
utara laut Jepang.
AS melihat tindakan itu merupakan ancaman. Baik Negeri Paman Sam dan
Rusia, kedua negara itu bukan kawan akrab semenjak Perang Dingin.
Hubungan dingin AS-Rusia berlangsung hingga kini, apalagi AS telah menuduh Rusia berada di belakang 'perang kriminal' di Suriah.
Sementara itu, media-media Rusia memberitakan adanya kemungkinan perang nuklir di masa depan.
"Jika pada suatu hari perang nuklir terjadi, semua orang harus tahu di mana shelter perlindungan bom berada. Sekarang Anda wajib mengetahuinya," kata TV pemerintah, NTV.
Selain itu, baru-baru ini, Presiden Vladimir Putin memanggil seluruh warganya di seluruh dunia untuk pulang kampung.
Imbauan itu muncul setelah Putin membatalkan rencana kunjungannya ke
Prancis menyusul 'kemarahan' yang muncul atas keterlibatan Moskow dalam
perang Suriah.
Ternyata, pernyataan serupa tak hanya disampaikan Putin, namun juga
mantan pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev. Ia memperingatkan bahwa dunia
tengah berada dalam 'titik berbahaya' seiring dengan meningkatnya
ketegangan antara Rusia dan AS.
Menurut situs Rusia, Znak.com, seluruh staf administrasi,
kepala daerah, anggota parlemen dari semua tingkatan dan karyawan
perusahaan publik telah diperintahkan untuk mengeluarkan anak-anak
mereka dari sekolah asing sesegera mungkin.
Jika gagal untuk melaksanakan perintah maka peluang mereka untuk
mendapat promosi jabatan akan terancam. Demikian media lokal melaporkan.
Meski demikian, Menteri Departemen Pertahanan Rusia, Sergei Shogi
menolak anggapan rumor perang. Ia mengatakan peluncuran itu merupakan
bagian dari latihan biasa. Bukan ancaman kedamaian dunia atau Perang Dunia III.
Tapi, ia mengakui bahwa ada rumor terkait Perang Dunia III beredar.
"Ide adanya perang militer, Perang Dingin baru dan PD III memang beredar. Namun, tentu saja, itu tak benar," klaim Shogi.
Sumber : Liputan6
Read More..
Angkatan Laut Kerajaan Inggris akan mengirimkan dua kapal perang untuk
mecegat kapal induk Rusia yang diyakini akan memasuki perairan Inggris.
Rusia sebelumnya menyatakan akan mengirimkan kapal induknya ke Laut
Mediterania.
Pasukan NATO dan pesawat patroli maritim telah
dikirim untuk memantau pergerakan kapal induk bersenjata berat milik
Rusia, Admiral Kuznetsov dan tujuh kapal lainnya termasuk kapal
penjelajah bertenaga nuklir. Pengiriman tersebut seperti hendak menutup
perairan Inggris untuk kapal yang akan melakukan perjalanan ke Laut
Mediterania.
Dua kapal perang Inggris yaitu HMS Duncan dan HMS Richmond dipastikan
akan dikerahkan jika kapal Rusia, hendak menuju Aleppo yang dilanda
perang, memasuki perairan Inggris pada minggu depan.
"Hal ini
penting. Kami akan melacak mereka melalui daerah kami yang menarik
perhatian," ucap seorang juru bicara pertahanan seperti dikutip dari
Express, Minggu (16/10/2016).
Meski begitu, hingga saat ini,
belum diketahui rute perjalanan kapal perang Rusia tersebut. Pasalnya,
kapal tersebut bisa melewati Laut Utara dan Selat Inggris, Laut Irlandia
atau sekitar Irlandia barat. Jika tidak menggunakan kanal Inggris,
kapal tersebut akan berlayar hanya 1 mil jauhnya dari pantai Inggris.
Sumber : Sindo
Read More..
Pemimpin militer Amerika Serikat mengungkapkan tiga faktor utama yang
mungkin akan menyeret negaranya dalam perang dunia ketiga. Mayor Jendral
William Hix, petinggi militer AS, mengungkapkan hal mengerikan tersebut
saat pertemuan tahunan Asosiasi Angkatan Darat AS di Washington.
Dia mengatakan, ancaman dari Rusia, kekuatan militer yang berkembang
dari Cina dan perubahan iklim, bisa menjadi faktor yang memimpin Amerika
dalam Perang Dunia Tiga. Bahkan, menurut Hix, perang dunia ketiga
tersebut lebih menakutkan dan merusak dari perang-perang antara
negara-negara di dunia sebelumnya.
"Konflik di masa depan akan
menjadi sangat mematikan dan cepat dengan perang antara dua negara
kuat. Dan itu hampir pasti, kami bahkan tidak mungkin dapat
mengendalikannya," kata Jenderal Wiiliam Hix, seperti yang dilansir oleh
laman Mirror, Rabu, 5 Oktober 2016,w aktu setempat.
Kemungkinan-kemungkinan itu didukung perkembangan teknologi dalam
militer yang semakin canggih, sehingga negara-negara akan menggunakan
senjata yang cerdas. Dia mengatakan kini, Cina dan Rusia sedang
membangun pasukan besar yang semakin bergantung pada teknologi yang
sangat canggih.
Faktor itu memaksa para pemimpin militer AS untuk
mempersiapkan diri untuk menghadapi kekerasan dalam skala besar yang
belum pernah terlihat sebelumnya. Sementara itu, dengan nada khawatir,
Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal Mark A. Milley mengatakan perang
antara bangsa di masa depan hampir pasti terjadi.
Miley menambahkan, strategi militer harus siap untuk perang cyber
dan pertarungan di daerah perkotaan. Kekhawatiran Amerika ini datang
setelah akhir pekan lalu Rusia dilaporkan mempersiapkan warganya untuk
'perang nuklir' dengan Barat karena ketegangan meningkat di Suriah.
Media dan pejabat negara komunis tersebut mengklaim Barat ingin
melancarkan serangan ke Rusia karena intervensinya di Suriah. Para
pejabat mengumumkan pada Jumat pekan lalu, tempat penampungan bawah
tanah telah dibangun yang bisa memberikan perlindungan bagi 12 juta
warga Moskow dari serangan.
Ketegangan dua negara terkuat di
dunia tersebut semakin meninggi menyusul perang sipil di Suriah yang tak
kunjung ada solusi perdamaian terutama di Aleppo. Kota ini berada di
bawah serangan dari pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad
selama seminggu yang didukung Rusia.
Di sisi lain pemberontak
Suriah ingin merebut kota itu dengan dukungan Barat termasuk AS. Rusia
memperingatkan, AS akan menghadapi konsekuensi mengerikan jika mengambil
tindakan militer terhadap rezim Suriah. Rusia memiliki cadangan
terbesar senjata nuklir di dunia dengan 8.400 hulu ledak ketimbang 7.500
di Amerika.
Sumber : Tempo
Read More..
Australia dan Amerika Serikat sepakat
untuk patungan pembiayaan penempatan militer Amerika di Negeri Kanguru
itu. Penempatan militer AS di bagian utara Australia dipandang jadi
faktor kunci bagi pergeseran fokus keamanan Amerika, yang kini lebih
berat ke Asia - seperti yang dicanangkan Presiden Barack Obama.
Kesepakatan itu diumumkan oleh Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, Kamis kemarin seperti yang diberitakan kantor berita Reuters.
Dia bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, di Washington DC
pekan ini untuk membicarakan rencana penambahan personel militer Amerika
di Kota Darwin - yang saat ini sebanyak 1.250 personel - mulai 2020
mendatang.
Darwin terletak di ujung utara Australia - atau tidak begitu jauh dari perbatasan selatan Indonesia. Bahkan, menurut Reuters, secara geografis Darwin lebih dekat dengan Indonesia ketimbang dengan Ibu Kota Australia, Canberra.
Pada 2014, AS dan Australia menandatangani kesepakatan untuk
memfasiltasi latihan bersama sekaligus penempatan Angkatan Laut dan
Udara Amerika di Darwin. Kedua negara sepakat bahwa pembiayaan
operasional militer AS di Australia itu dilakukan secara patungan,
sedangkan pembiayaan infrastrukturnya akan dibicarakan kemudian.
Maret lalu, kedua negara membicarakan penempatan pesawat-pesawat bomber
jarak jauh AS, B-1, di Darwin demi mendukung kehadiran militer AS lebih
dekat lagi di Laut China Selatan - yang menjadi wilayah sengketa antara
China dan sejumlah negara Asia lainnya yang menjadi sekutu AS.
Payne menilai bahwa dukungan Australia atas militer AS di Darwin
“sejalan dengan kepentingan strategis jangka panjang negaranya dalam
mendukung keterlibatan Amerika di kawasan dalam rangka mendukung
keamanan dan stabilitas regional.”
Dengan demikian, kedua negara sepakat patungan untuk membiayai
investasi infrastruktur militer AS di kawasan utara Australia itu
sebesar A$2 miliar - atau setara Rp1,9 triliun. Ini belum termasuk
biaya-biaya lain yang terkait dengan penempatan militer AS di Australia
yang berlangsung selama 25 tahun.
AS dan Australia pun merencanakan sejumlah latihan bersama, yang bisa
melibatkan mitra-mitra mereka di Asia Pasifik. Namun, baik pihak AS
dan Australia, tidak bersedia menjelaskan lebih rinci soal penambahan
pasukan ini - termasuk berapa banyak yang akan ditambah dan kapan akan
dilakukan.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Gary Ross, hanya mengungkapkan
bahwa pihaknya dan Australia pada prinsipnya sudah sepakat mengenai
pembiayaan secara patungan. Namun mengenai penambahan personel militer
AS setelah 2017 “masih dalam pembicaraan.”
Sumber : Viva
Read More..