Tuesday 17 March 2015

Hewan-hewan Ini Mitra Operasi Militer Amerika

Kantor Riset Angkatan Bersenjata Amerika Serikat merilis hasil penelitian tentang bagaimana gajah bisa mengendus bahan peledak. Gajah-gajah tersebut tidak akan digunakan dalam pertempuran, tapi peneliti berharap memanfaatkan apa yang mereka pelajari itu untuk mengembangkan sensor elektronik yang digunakan tentara AS pada masa depan.

Itu salah satu langkah militer AS menggunakan hewan untuk membantu mereka dalam operasi. Masih banyak hewan lain yang digunakan. Washington Post pada Jumat, 13 Maret 2015, melansir beberapa contoh hewan yang dipakai Amerika, dari yang baru hingga yang kontroversial. Inilah hewan-hewan itu.

Lumba-lumba
Angkatan Laut AS telah menggunakan lumba-lumba dalam berbagai cara, termasuk untuk mendeteksi ranjau bawah air. Program Mamalia Laut Angkatan Laut AS mengawasi penggunaannya dan mengatakan bahwa kemampuan lumba-lumba untuk menggunakan sonar membuat mereka cocok untuk pekerjaan itu.

Singa Laut
Program Mamalia Laut juga telah menggunakan singa laut. Hewan ini mampu menemukan potensi perenang musuh dekat dermaga dan kapal yang menarik perhatian mereka.

Tikus
Para pejabat Angkatan Darat Amerika Serikat disorot pada tahun 2012 ketika mereka menggunakan tikus dalam Rugged Automated Training System (RATS), yang dikembangkan untuk melihat seberapa baik tikus bisa menemukan bom.

Penggunaan tikus memiliki beberapa keuntungan, termasuk ukurannya yang kecil yang memungkinkan mereka menyelinap ke ruang kecil.

Babi
Militer AS telah menggunakan babi dan kambing dalam pelatihan medis selama bertahun-tahun. Mereka menembak kambing, lalu bergegas memberikan bantuan medis, sehingga pasukan akan lihai dalam perawatan cedera tempur.

Praktek ini telah dilarang oleh People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) dan organisasi lain sebagai tindakan yang tidak manusiawi, tetapi militer mengatakan hal ini sangat penting untuk pelatihan. Pentagon mengakui rencana akhir tahun lalu untuk mengurangi penggunaan binatang hidup, tapi akan melanjutkan pelatihan trauma tempur.

Merpati
Jauh sebelum penggunaan drone, militer telah menggunakan merpati untuk mengirim pesan dan melakukan pengintaian melintasi medan perang. Praktek ini terutama biasa dilakukan selama Perang Dunia I dan II.

Anjing
Ini mungkin cara yang paling jelas, mengingat meluasnya penggunaan gigi taring selama perang di Irak dan Afganistan. Sebuah buku baru-baru ini, War Dogs: Tales of Canine Heroism, History and Love, mengurai bagaimana penggunaan anjing dalam militer telah berkembang selama bertahun-tahun.


Sumber : Tempo

No comments:

Post a Comment