Saturday 28 June 2014

Diabaikan AS, Irak Kini Andalkan Pesawat Jet Rusia

Amerika Serikat masih belum memutuskan bantuan jenis apa yang akan diberikan pada Irak, yang tengah digempur militan Negeri Islam Irak dan Suriah (ISIS). Akhirnya, Irak kini mengandalkan kiriman pesawat Sukhoi dari Rusia yang diperkirakan datang tidak lama lagi.

"Insya Allah, dalam satu pekan ini kekuatan kami akan efektif dan dapat menghancurkan sarang teroris," kata Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki kepada BBC berbahasa Arab.

Menurut Russia Today, Jumat 27 Juni 2014, Maliki mengaku kecewa telah menandatangani kontrak pengiriman jet dari Amerika Serikat. Menurut dia, pengiriman jet AS terlalu lama tiba di Irak. Jika saja jet itu datang lebih cepat, Maliki optimistis bisa mengusir ISIS sejak lama.

"Saya akan terbuka dan mengatakan bahwa kami tertipu ketika menandantangani kontrak dengan AS. Kami seharusnya membeli pesawat jet tempur dari Inggris, Prancis, dan Rusia untuk mengamankan wilayah udara kami," ujar dia.

Pesawat jet tempur yang dibeli dari Rusia, kata Maliki, merupakan pesawat bekas. Pesawat dari Rusia dan Belarus itu dijadwalkan tiba di Irak dalam dua atau tiga hari ini.
Pemerintah Barack Obama masih belum memutuskan bantuan apa yang akan diberikan ke Irak. 

AS, bahkan menyerukan pemerintah Maliki yang Syiah untuk tidak lagi mendiskreditkan warga Sunni. Diabaikan AS, Irak masih mendapat bantuan dari sekutu di kawasan, seperti Iran dan Suriah.

Iran dilaporkan telah menurunkan tentara mereka ke Irak. Sementara itu, Suriah beberapa hari terakhir melancarkan serangan udara ke wilayah yang dikuasai ISIS. Sebanyak 90 orang tewas. Sayangnya, serangan Suriah ini paling banyak menewaskan warga sipil.

Irak mengaku bahwa Suriah membantu dengan serangan udara. Namun, Maliki membantah ada koordinasi antara Irak dan Suriah. 

"Mereka melakukan serangan mereka sendiri dan kami menyerang dengan kekuatan kami sendiri. Namun, kami menyambut baik, karena pemenang akhir tetap kedua negara ini," ujar Maliki.

Menurut laporan PBB, lebih dari 1.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah terbunuh dalam konflik antara pemerintah Irak dan ISIS.

Sumber : Viva

No comments:

Post a Comment