Amerika Serikat (AS) "sangat prihatin" melihat banyak negara meminati senjata mutakhir sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia. Hal itu disampaikan analis militer terkemuka Marco Maier yang menulis untuk Contra Magazin.
Cina telah menjadi negara pertama yang tertarik untuk membeli sistem rudal pertahanan S-400 Triumf. Moskow dan Beijing telah menandatangani kontrak jual beli sistem pertahanan itu senilai USD3 miliar. China akan menerima sistem senjata canggih Rusia itu pada awal 2016.
Setelah China, kata Maier, India juga terpikat untuk memiliki sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Laporan terakhir menunjukkan bahwa Rusia dan India akan menandatangani kontrak senilai USD6 miliar, dalam waktu dekat. New Delhi diduga akan membeli lima unit resimen S-400.
Iran juga diketahui sudah lebih awal membeli sistem rudal S-400 Rusia. ”Washington tidak senang tentang hal itu karena (S-400) bisa menimbulkan kerugian besar pada angkatan udara Amerika Serikat dan sekutunya,” tulis Maier, yang dikutip Sputnik, Selasa (12/12/2015).
Menurut Maier, banyak negara terpikat dengan sistem rudal S-400 karena meyakini AS dan sekutunya tidak akan mampu untuk menyerang kawasan yang dilindungi oleh S-400 dengan pesawat jet tempur konvensional, drone dan rudal.
”Jika Iran atau India membeli S-400, mereka akan mampu melindungi wilayah udara Pakistan dan Afghanistan. Sebuah mimpi buruk bagi Pentagon,” lanjut tulisan Maier.
S-400 Triumf (oleh NATO dinamakan SA-21 Growler) adalah sistem rudal anti-pesawat dan anti-rudal yang mampu mencegat semua jenis persenjataan udara modern, termasuk pesawat tempur generasi kelima, rudal balistik dan rudal jelajah dengan jangkauan maksimum hampir 250 mil.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment