Bos
atau Kepala Pentagon, Ashton Carter, menaiki kapal induk Amerika
Serikat (AS), USS Theodore Roosevelt, ke Laut China Selatan. Langkah itu
membuat China murka dengan menyebutnya sebagai provokasi
terang-terangan.
Menteri Pertahanan AS itu mengajak Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, yang juga terkenal kritis terhadap klaim China atas kawasan Laut China Selatan. Carter merupakan Menteri Pertahanan AS pertama yang secara terbuka mengusulkan patroli angkatan laut di Laut China Selatan untuk menantang klaim teritorial China di seluruh Kepulauan Spratly.
Aksi Carter menaiki kapal induk AS itu berlangsung Kamis kemarin. Dia mengabaikan peringatan keras dari China dan menganggap China sebagai biang persoalan. ”Jika yang dicatat hari ini dengan cara yang khusus, itu karena ketegangan di bagian dunia, sebagian besar timbul dari sengketa pulau di Laut China Selatan,” katanya, seperti dikutip Associated Press, Jumat (6/11/2015).
”Dan sebagian besar kegiatan selama setahun terakhir adalah dilakukan oleh China. Ada banyak kekhawatiran tentang perilaku China di sini,” lanjut Carter.
Carter mengkritik proyek konstruksi Beijing di atas pulau-pulau buatan di Kepulauan Spratly. AS menuduh China menggunakan pulau-pulau buatan itu untuk melegitimasi klaim teritorial di wilayah tersebut dan berpotensi untuk mendirikan zona pertahanan militer.
Jauh hari, Carter sudah menegaskan akan terus patroli di Laut China Selatan sebagai bagian dari penegakan kebebasan navigasi karena wilayah itu merupakan wilayah internasional. ”Amerika Serikat akan terbang, berlayar, dan beroperasi di manapun hukum internasional memungkinkan,” ujar Carter pada konferensi pers September lalu.
Pekan lalu, kapal perang AS, USS Lassen telah bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau buatan China di Kepulauan Spratly. Manuver itu sudah membuat China mengeluarkan peringatan keras. Tapi, peringatan Beijing itu telah diabaikan Washington.
”(AS) bersikeras kapal yang melintasi perairan dekat pulau-pulau milik China untuk menunjukkan kekuatannya dengan dalih kebebasan navigasi. Ini adalah provokasi terang-terangan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
Malaysia bersama Vietnam, Taiwan, Brunei dan Filipina sama-sama terlibat sengketa dengan China atas kawasan Laut China Selatan. Beijing mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan, tapi negara-negara ASEAN itu menentangnya.
Sumber : Sindo
Menteri Pertahanan AS itu mengajak Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, yang juga terkenal kritis terhadap klaim China atas kawasan Laut China Selatan. Carter merupakan Menteri Pertahanan AS pertama yang secara terbuka mengusulkan patroli angkatan laut di Laut China Selatan untuk menantang klaim teritorial China di seluruh Kepulauan Spratly.
Aksi Carter menaiki kapal induk AS itu berlangsung Kamis kemarin. Dia mengabaikan peringatan keras dari China dan menganggap China sebagai biang persoalan. ”Jika yang dicatat hari ini dengan cara yang khusus, itu karena ketegangan di bagian dunia, sebagian besar timbul dari sengketa pulau di Laut China Selatan,” katanya, seperti dikutip Associated Press, Jumat (6/11/2015).
”Dan sebagian besar kegiatan selama setahun terakhir adalah dilakukan oleh China. Ada banyak kekhawatiran tentang perilaku China di sini,” lanjut Carter.
Carter mengkritik proyek konstruksi Beijing di atas pulau-pulau buatan di Kepulauan Spratly. AS menuduh China menggunakan pulau-pulau buatan itu untuk melegitimasi klaim teritorial di wilayah tersebut dan berpotensi untuk mendirikan zona pertahanan militer.
Jauh hari, Carter sudah menegaskan akan terus patroli di Laut China Selatan sebagai bagian dari penegakan kebebasan navigasi karena wilayah itu merupakan wilayah internasional. ”Amerika Serikat akan terbang, berlayar, dan beroperasi di manapun hukum internasional memungkinkan,” ujar Carter pada konferensi pers September lalu.
Pekan lalu, kapal perang AS, USS Lassen telah bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau buatan China di Kepulauan Spratly. Manuver itu sudah membuat China mengeluarkan peringatan keras. Tapi, peringatan Beijing itu telah diabaikan Washington.
”(AS) bersikeras kapal yang melintasi perairan dekat pulau-pulau milik China untuk menunjukkan kekuatannya dengan dalih kebebasan navigasi. Ini adalah provokasi terang-terangan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.
Malaysia bersama Vietnam, Taiwan, Brunei dan Filipina sama-sama terlibat sengketa dengan China atas kawasan Laut China Selatan. Beijing mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan, tapi negara-negara ASEAN itu menentangnya.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment