Wednesday, 28 October 2015

China Buntuti Kapal Perang AS di Laut Sengketa

Kapal perang China membuntuti dan memberi peringatan kepada armada tempur laut Amerika Serikat yang menyambangi wilayah sengketa di Laut China Selatan pada Selasa (17/10).

Seperti diberitakan Reuters, AS menurunkan kapal penghancur USS Lassen ke wilayah sekitar 12 mil laut dari Terumbu Karang Subi di kepulauan Spratly yang diklaim China. 


Pejabat pertahanan AS mengatakan, selama beberapa jam USS Lassen juga mendekat ke Terumbu Karang Michief. Langkah ini disebut cara AS untuk menguji reaksi China jika ada kapal yang berlayar di wilayah sengketa tersebut.

AS sejak tahun 2013 tidak pernah melakukan patroli laut di kawasan 12 mil laut dari tujuh wilayah yang diklaim China.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa mereka "telah mengawasi, membuntuti dan memperingatkan USS Lassen" yang dianggap memasuki perairan itu secara ilegal tanpa ada izin dari pemerintah China.

Dalam pernyataannya, Kemlu China menegaskan mereka akan terus mengawasi wilayah laut dan udara di kawasan itu untuk mencegah adanya penyusup.

"China mendesak pihak AS untuk menganggap dengan serius posisi China, segera memperbaiki kesalahan dan tidak mengambil langkah berbahaya atau provokatif yang mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional China," ujar Kemlu China.

Kepulauan Spratly yang diyakini kaya minyak dan gas juga diklaim oleh Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan.

China dilaporkan telah membangun pulau buatan dan pangkalan militer yang terdiri dari landasan pacu serta pelabuhan.

Pejabat pertahanan AS lainnya mengatakan mereka tetap akan melakukan patroli di wilayah itu kendati mendapatkan peringatan dari China.

"Patroli akan dilakukan secara rutin, tidak hanya sekali. Ini bukan soal China," kata pejabat yang enggan disebut namanya.

Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan bahwa kepentingan AS dalam hal ini adalah kebebasan pelayaran di Laut China Selatan yang terancam akibat klaim Beijing.

China menguasai hampir seluruh kawasan Laut China Selatan yang merupakan yang dilalui transportasi perdagangan senilai US5 triliun per tahunnya.  


Sumber : Sindo

No comments:

Post a Comment