Kepala Korps Marinir Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa 10 unit
pesawat tempur F-35B yang mereka miliki siap untuk digunakan. Varian
dari pesawat tempur generasi kelima AS, F-35 itu dapat lepas landas dari kapal perang dan kapal induk, serta mendarat layaknya sebuah helikopter.
Pengumuman tersebut menandai sebuah keberhasilan penting bagi program persenjataan terbesar Departemen Pertahanan AS yang banyak diterpa isu miring. Pesawat yang ditapuk sebagai senjata termahal di dunia itu telah menghabiskan dana sebesar hampir USD400 miliar (Rp5316 triliun) sejak mulai dikembangkan 15 tahun lalu.
“Kemampuan F-35B untuk melakukan operasi dari landasan ekspedisioner atau kapal pengangkut di laut memberikan negara kita dengan jet tempur generasi kelima, yang akan mengubah cara kita bertempur dan menang,” kata Komandan Korps Marinir AS, Jenderal Joseph Dunford, sebagaimana dilansir dari Russia Today, Sabtu (2/8/2015).
Skuadron pertama F-35B ini rencananya akan dikirimkan ke Iwakuni, Jepang pada Januari 2017. Namun, dengan adanya pengumuman dari Jenderal Dunford, berarti jet yang digolongkan sebagai joint strike fighter ini sudah dapat diterjunkan untuk merespons krisis di seluruh dunia.
Pengumuman ini juga muncul di tengah berbagai isu mengenai performa F-35 yang dianggap tidak memenuhi harapan. Kekurangannya dalam pertempuran jarak dekat, masalah pada desain dan perangkat lunak yang dilaporkan dialami F-35 membuatnya dianggap tidak akan mampu bersaing dengan pesawat tempur milik negara lain.
Sumber : Okezone
Pengumuman tersebut menandai sebuah keberhasilan penting bagi program persenjataan terbesar Departemen Pertahanan AS yang banyak diterpa isu miring. Pesawat yang ditapuk sebagai senjata termahal di dunia itu telah menghabiskan dana sebesar hampir USD400 miliar (Rp5316 triliun) sejak mulai dikembangkan 15 tahun lalu.
“Kemampuan F-35B untuk melakukan operasi dari landasan ekspedisioner atau kapal pengangkut di laut memberikan negara kita dengan jet tempur generasi kelima, yang akan mengubah cara kita bertempur dan menang,” kata Komandan Korps Marinir AS, Jenderal Joseph Dunford, sebagaimana dilansir dari Russia Today, Sabtu (2/8/2015).
Skuadron pertama F-35B ini rencananya akan dikirimkan ke Iwakuni, Jepang pada Januari 2017. Namun, dengan adanya pengumuman dari Jenderal Dunford, berarti jet yang digolongkan sebagai joint strike fighter ini sudah dapat diterjunkan untuk merespons krisis di seluruh dunia.
Pengumuman ini juga muncul di tengah berbagai isu mengenai performa F-35 yang dianggap tidak memenuhi harapan. Kekurangannya dalam pertempuran jarak dekat, masalah pada desain dan perangkat lunak yang dilaporkan dialami F-35 membuatnya dianggap tidak akan mampu bersaing dengan pesawat tempur milik negara lain.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment