Turki
memutuskan untuk bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan koalisi
internasional untuk memerangi ISIS. Untuk misi itu, Turki telah
menyediakan pesawat jet tempur dan pangkalan udaranya digunakan AS.
”Turki dan AS telah memutuskan untuk memperdalam kerjasama yang sedang berlangsung dalam memerangi Daesh,” kata Kementerian Luar Negeri Turki, dalam sebuah pernyataan yang menyebut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan sebutan Daesh, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/7/2015).
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga menegaskan bahwa Ankara telah setuju untuk membiarkan AS menggunakan pangkalan udaranya di dekat Kota Adana guna operasi militer terhadap ISIS.
”Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh parlemen Turki pada 2 September 2014, kabinet Turki menyetujui pengerahan pesawat berawak dan tak berawak AS dan beberapa negara-negara regional yang bergabung dalam serangan udara terhadap Daesh di pangkalan kami. Angkatan Udara Turki juga akan diperintahkan dalam operasi yang disebutkan itu,” lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Sebagai imbalan AS menggunakan pangkalan udaranya, Turki meminta AS untuk mendirikan zona larangan terbang di atas wilayah udara Suriah dan membangun "zona keamanan" di sepanjang perbatasan Turki.
Surat kabar Turki, Hurriyet, melaporkan pada Jumat kemarin, bahwa bahwa zona larangan terbang sepanjang 90 km akan terbentang dari kota-kota Suriah utara Mare dan Cerablus.
Kemarin, tiga pesawat jet tempur Turki F-16 menghantam tiga basis ISIS di Suriah. Namun, kantor Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengklaim serangan Turki itu dilakukan tanpa melanggar wilayah udara Suriah.
Sumber : Sindo
”Turki dan AS telah memutuskan untuk memperdalam kerjasama yang sedang berlangsung dalam memerangi Daesh,” kata Kementerian Luar Negeri Turki, dalam sebuah pernyataan yang menyebut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan sebutan Daesh, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/7/2015).
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga menegaskan bahwa Ankara telah setuju untuk membiarkan AS menggunakan pangkalan udaranya di dekat Kota Adana guna operasi militer terhadap ISIS.
”Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh parlemen Turki pada 2 September 2014, kabinet Turki menyetujui pengerahan pesawat berawak dan tak berawak AS dan beberapa negara-negara regional yang bergabung dalam serangan udara terhadap Daesh di pangkalan kami. Angkatan Udara Turki juga akan diperintahkan dalam operasi yang disebutkan itu,” lanjut pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
Sebagai imbalan AS menggunakan pangkalan udaranya, Turki meminta AS untuk mendirikan zona larangan terbang di atas wilayah udara Suriah dan membangun "zona keamanan" di sepanjang perbatasan Turki.
Surat kabar Turki, Hurriyet, melaporkan pada Jumat kemarin, bahwa bahwa zona larangan terbang sepanjang 90 km akan terbentang dari kota-kota Suriah utara Mare dan Cerablus.
Kemarin, tiga pesawat jet tempur Turki F-16 menghantam tiga basis ISIS di Suriah. Namun, kantor Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengklaim serangan Turki itu dilakukan tanpa melanggar wilayah udara Suriah.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment