Roket jenis Proton-M milik Rusia mengalami kerusakan sesaat setelah
diluncurkan dan jatuh ke wilayah Siberia. Roket ini hendak membawa
satelit buatan Meksiko ke orbit di luar angkasa.
Pelepasan tahap ketiga roket yang membawa satelit komunikasi MexSat-1 ini mengalami masalah. Pejabat urusan luar angkasa Rusia seperti dikutip media Rusia dan dilansir Reuters, Sabtu (16/5/2015) menuturkan, masalah terjadi sekitar 500 detik setelah diluncurkan dari cosmodrome Baikonur di Kazakhstan pada Sabtu (16/5) waktu setempat.
Penyebab dari insiden yang membuat satelit tersebut gagal dibawa ke orbit, masih belum diketahui pasti. Kantor berita Rusia, RIA mengutip pejabat urusan luar angkasa lainnya yang menyatakan bahwa seluruh aktivitas peluncuran roket jenis sama akan dihentikan sementara usai insiden ini.
Bagian paling atas roket Proton masih membawa beberapa ton heptyl, propelan roket yang sangat beracun, ketika jatuh di wilayah China, Siberia.
Roket Proton buatan Rusia yang sebelumnya dikenal dengan kode UR-500 melakukan uji coba pertama pada pertengahan tahun 1960-an lalu. Awalnya roket ini dibuat sebagai rudal balistik antara benua yang mampu membawa hulu ledak nuklir demi menargetkan Amerika Serikat yang menjadi musuh Uni Soviet pada zaman Perang Dingin. Namun pada praktiknya, Proton tidak pernah menjadi senjata nuklir.
Industri luar angkasa Rusia, yang menjadi pionir dalam penjelajahan luar angkasa dengan satelit pertama dan membawa manusia pertama ke luar angkasa, kini dihantui oleh serangkaian insiden yang bisa memperburuk reputasi mereka.
Pada akhir April lalu, Rusia kehilangan misi senilai 2,6 miliar Rouble (Rp 685 miliar) untuk mengirimkan suplai bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah pesawat tak berawak Progress M-27 M yang membawa 3 ton suplai gagal mencapai bagian kargo ISS karena adanya gangguan.
Sumber : Detik
Pelepasan tahap ketiga roket yang membawa satelit komunikasi MexSat-1 ini mengalami masalah. Pejabat urusan luar angkasa Rusia seperti dikutip media Rusia dan dilansir Reuters, Sabtu (16/5/2015) menuturkan, masalah terjadi sekitar 500 detik setelah diluncurkan dari cosmodrome Baikonur di Kazakhstan pada Sabtu (16/5) waktu setempat.
Penyebab dari insiden yang membuat satelit tersebut gagal dibawa ke orbit, masih belum diketahui pasti. Kantor berita Rusia, RIA mengutip pejabat urusan luar angkasa lainnya yang menyatakan bahwa seluruh aktivitas peluncuran roket jenis sama akan dihentikan sementara usai insiden ini.
Bagian paling atas roket Proton masih membawa beberapa ton heptyl, propelan roket yang sangat beracun, ketika jatuh di wilayah China, Siberia.
Roket Proton buatan Rusia yang sebelumnya dikenal dengan kode UR-500 melakukan uji coba pertama pada pertengahan tahun 1960-an lalu. Awalnya roket ini dibuat sebagai rudal balistik antara benua yang mampu membawa hulu ledak nuklir demi menargetkan Amerika Serikat yang menjadi musuh Uni Soviet pada zaman Perang Dingin. Namun pada praktiknya, Proton tidak pernah menjadi senjata nuklir.
Industri luar angkasa Rusia, yang menjadi pionir dalam penjelajahan luar angkasa dengan satelit pertama dan membawa manusia pertama ke luar angkasa, kini dihantui oleh serangkaian insiden yang bisa memperburuk reputasi mereka.
Pada akhir April lalu, Rusia kehilangan misi senilai 2,6 miliar Rouble (Rp 685 miliar) untuk mengirimkan suplai bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah pesawat tak berawak Progress M-27 M yang membawa 3 ton suplai gagal mencapai bagian kargo ISS karena adanya gangguan.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment