Thursday, 5 March 2015

Anggaran Pertahanan Tiongkok Bakal Naik 10 Persen

Juru bicara dewan legislatif Tiongkok mengatakan anggaran militer negara itu akan ditingkatkan sebesar 10 persen pada tahun depan.
 
Walau kenaikan itu merupakan peningkatan yang kecil dari tahun lalu, tapi rencana ini merupakan kenaikan dua digit yang dilakukan dalam lima tahun berturut-turut.

Kebijakan tersebut diambil walau pertumbuhan ekonomi berjalan lambat karena turun 7,4 persen tahun lalu dan diprediksikan kembali jatuh pada 2015.

Kenaikan ini akan menjadikan total anggaran militer Tiongkok mencapai $ 145 miliar.
Fu Ying, juru bicara Kongres Rakyat Nasional, mengatakan angka anggaran militer tahun ini akan secara resmi dikonfirmasi pada Kamis (5/3).

Langkah ini sejalan dengan kenaikan anggaran belanja pemerintah yang secara keseluruhan naik sekitar 10 persen.

Anggaran belanja pertahanan Tiongkok memicu tren kenaikan anggaran pertahanan negara-negara lain dalam kawasan Asia, terutama yang merasa gusar dengan kebangkitan Tiongkok.

Jepang meningkatkan anggaran pertahanan sebanyak 2,8 persen tahun ini menjadi $ 42 miliar. Ini merupakan kenaikan yang terjadi dalam tiga tahun berturut-turut menyusul 11 tahun penurunan anggaran sebelum Perdana Menteri Shinzo Abe menjabat pada 2012.

Sejumlah pesawat dan kapal perang menjadi daftar utama belanja militer Jepang untuk menghadapi kekuatan pertahanan Tiongkok.

Bahkan yang lebih dramatis, India, importir senjata terbesar di dunia, dalam beberapa tahun terakhir menaikkan belanja pertahanan tahun ini sebanyak 11 persen menjadi $ 40 miliar, dengan jumlah kenaikan yang besar bagi angkatan laut dan udara.

Tiongkok dan India terlibat dalam sengketa perbatasan, dan New Delhi menyatakan keprihatinannya atas keberadaan angkatan laut Tiongkok yang jumlahnya semakin banyak di Samudera Hindia.

Namun, anggaran belanja militer Tiongkok masih satu pertiga lebih kecil dari anggaran pertahanan Amerika Serikat, yang pengajuannya mencapai $ 534 miliar tahun ini ditambah dengan $ 51 miliar untuk penanganan konflik di Afganistan, Irak dan Suriah.

Sumber : Beritasatu

No comments:

Post a Comment