Setelah sebelumnya memilih untuk berdiam diri, Rusia akhirnya mulai
bereaksi secara nyata terkait kapal amfibi kelas Mistral yang tidak juga
dikirim oleh Prancis. Dilansir dari Sputnik News, kabarnya Rusia telah
mengirimkan tim resmi ke Paris untuk meminta penjelasan tentang masalah
tersebut.
Seorang pejabat tinggi Russian Defense Ministry’s Federal Service for Military-Technical Cooperation (FSMTC) Selasa (13/01/2014) mengatakan. “FSMTC telah mengirimkan penyelidikan ke DGA (Direction Generale de l’Armement) untuk menerima tanggapan resmi terhadap masalah ini,” tegasnya.
Pejabat itu mengatakan bahwa Rusia tidak bisa menerima penjelasan lisan dari politisi bahkan oleh seorang presiden sekalipun. Pihaknya tetap meminta penjelasan secara formal sebagai bahan untuk mengambil sikap selanjutnya.
“Dalam rangka untuk mengambil tindakan lebih lanjut, beralih ke pengadilan atau memberikan Prancis lebih banyak waktu untuk mematuhinya, Rusia harus memiliki penjelasan tertulis dari situasi ini,” kata pejabat itu.
Menurut ketentuan kontrak senilai 1,5 miliar Dollar Amerika yang ditandatangani pada Juni 2011 lalu, Angkatan Laut Rusia harus menerima dua kapal operator helikopter kelas Mistral. Kapal pertama, Vladivostok harus dikirim pada November 2014. Namun, Presiden Prancis Francois Hollande menahan pengiriman karena tudingan peran Rusia dalam krisis Ukraina yang sedang berlangsung.
Moskow telah berulang kali membantah keterlibatannya dalam konflik Ukraina dan memperingatkan Paris yang akan menghadapi hukuman karena gagal memenuhi kewajiban kontraknya.
Kapal Amfibi Terbesar
Pada tahun 1997, galangan kapal Perancis, DCNS, mulai mengkaji rancang bangun kapal angkut amfibi berkemampuan multi-platform yang diberi nama kapal Batiment d’intervensi polyvalent (BIP). Berbagai kajian dilakukan untuk mempelajari, menganalisa dan mengsingkronisasi doktrin operasi amfibi AL Prancis.
Hasilnya, banyak perubahan yang harus dilakukan termasuk merombak doktrin operasi amfibi AL Prancis yang ada, guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang. Perubahan ini didefinisikan dalam sebuah konsep yang diberi nama doktrin CNOA (Concept national des opĂ©rations amphibies), yang berarti “Konsep nasional operasi amfibi”.
Munculnya konsep baru peperangan amfibi dan perwujudan rancang bangun kapal BIP ini diharapkan mampu memproyeksikan kemampuan operasi amfibi AL Perancis. Dimana sebelumnya Perancis hanya diperkuat kapal Landing Platform Docks (LPD) dari kelas Foudre (L9011) dan kelas Ouragan (L9021).
Kapal amfibi kelas Mistral merupakan kapal terbesar yang dibuat oleh Prancis. Kapal ini dirancang untuk melakukan misi serangan amfibi, kapal komando, dan pengarah serangan.
Kapal jenis ini lebih dikenal sebagai kapal induk helikopter karena mampu mengangkut 16 helikopter atau pesawat tempur berkemampuan VTOL beserta empat kapal pendarat pasukan, 40 tank MBT, dan dapat mengangkut 450 prajurit.
Selain itu, di kapal ini terdapat juga fasilitas rumah sakit dengan 69 bangsal perawatan dan 2 ruang bedah. Semua kemampuan kapal ini memenuhi syarat standar layanan operasi militer “NATO Response Force” dan “UN Peace Keeping Force”.
Sumber : Jurnalmaritim
Seorang pejabat tinggi Russian Defense Ministry’s Federal Service for Military-Technical Cooperation (FSMTC) Selasa (13/01/2014) mengatakan. “FSMTC telah mengirimkan penyelidikan ke DGA (Direction Generale de l’Armement) untuk menerima tanggapan resmi terhadap masalah ini,” tegasnya.
Pejabat itu mengatakan bahwa Rusia tidak bisa menerima penjelasan lisan dari politisi bahkan oleh seorang presiden sekalipun. Pihaknya tetap meminta penjelasan secara formal sebagai bahan untuk mengambil sikap selanjutnya.
“Dalam rangka untuk mengambil tindakan lebih lanjut, beralih ke pengadilan atau memberikan Prancis lebih banyak waktu untuk mematuhinya, Rusia harus memiliki penjelasan tertulis dari situasi ini,” kata pejabat itu.
Menurut ketentuan kontrak senilai 1,5 miliar Dollar Amerika yang ditandatangani pada Juni 2011 lalu, Angkatan Laut Rusia harus menerima dua kapal operator helikopter kelas Mistral. Kapal pertama, Vladivostok harus dikirim pada November 2014. Namun, Presiden Prancis Francois Hollande menahan pengiriman karena tudingan peran Rusia dalam krisis Ukraina yang sedang berlangsung.
Moskow telah berulang kali membantah keterlibatannya dalam konflik Ukraina dan memperingatkan Paris yang akan menghadapi hukuman karena gagal memenuhi kewajiban kontraknya.
Kapal Amfibi Terbesar
Pada tahun 1997, galangan kapal Perancis, DCNS, mulai mengkaji rancang bangun kapal angkut amfibi berkemampuan multi-platform yang diberi nama kapal Batiment d’intervensi polyvalent (BIP). Berbagai kajian dilakukan untuk mempelajari, menganalisa dan mengsingkronisasi doktrin operasi amfibi AL Prancis.
Hasilnya, banyak perubahan yang harus dilakukan termasuk merombak doktrin operasi amfibi AL Prancis yang ada, guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang. Perubahan ini didefinisikan dalam sebuah konsep yang diberi nama doktrin CNOA (Concept national des opĂ©rations amphibies), yang berarti “Konsep nasional operasi amfibi”.
Munculnya konsep baru peperangan amfibi dan perwujudan rancang bangun kapal BIP ini diharapkan mampu memproyeksikan kemampuan operasi amfibi AL Perancis. Dimana sebelumnya Perancis hanya diperkuat kapal Landing Platform Docks (LPD) dari kelas Foudre (L9011) dan kelas Ouragan (L9021).
Kapal amfibi kelas Mistral merupakan kapal terbesar yang dibuat oleh Prancis. Kapal ini dirancang untuk melakukan misi serangan amfibi, kapal komando, dan pengarah serangan.
Kapal jenis ini lebih dikenal sebagai kapal induk helikopter karena mampu mengangkut 16 helikopter atau pesawat tempur berkemampuan VTOL beserta empat kapal pendarat pasukan, 40 tank MBT, dan dapat mengangkut 450 prajurit.
Selain itu, di kapal ini terdapat juga fasilitas rumah sakit dengan 69 bangsal perawatan dan 2 ruang bedah. Semua kemampuan kapal ini memenuhi syarat standar layanan operasi militer “NATO Response Force” dan “UN Peace Keeping Force”.
Sumber : Jurnalmaritim
Bungkus2 kapal mistral, kalau NKRI mau dan bagus juga utk menyaingi China serta TNI AL terbesar di pasifik..................
ReplyDelete