Tuesday, 13 January 2015

Rusia akan Sewa Pasukan Asing

Rusia membuka diri terhadap warga asing yang ingin berkarier sebagai tentara, tapi hanya bagi mereka yang berbicara Bahasa Rusia.

Kebijakan ini tertuang dalam dekrit Presiden Vladimir Putin. Dalam dekrit disebutkan, Rusia membuka diri bagi orang asing menjadi tentara Rusia setidaknya lima tahun.

Moskwa berharap bisa merekrut penduduk dari negara-negara eks-Uni Soviet di Asia Tengah, yang relatif belum kehilangan kemampuan berbicara dalam Bahasa Rusia. Atau, penduduk Rusia yang tinggal dan menjadi warga negara Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan, Azerbaijan, Kyrgyztan, dan lainnya.

Kebijakan merekrut orang asing sebagai tentara Rusia sebenarnya bukan baru. Moskwa banyak mendatangkan orang-orang Asia Tengah untuk dikirim ke Ukraina, seraya mengatakan Rusia tidak pernah mengirim pasukan.

Analis pertahanan Jonathan Marcus kepada BBC.co.uk mengatakan kebijakan resmi Moskwa ini bukan dipastikan akan menimbulkan implikasi serius terhadap hubungan Rusia dengan negara-negara eks-Uni Soviet.

Dua pakar militer Rusia; Pavel Felgenhauer dan Alexander Golts, mengatakan dekrit Putin hanya melegalkan situasi yang sudah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketika Rusia harus mengerahkan pasukan ke luar wilayah perbatasannya.

Keduanya yakin akan mudah bagi Rusia merekrut penduduk dari Asia Tengah, Kaukasus dan Trans-Dniester, dan wilayah Moldova yang pro-Rusia, untuk menjadi tentara.

"Sebelumnya, warga asing yang ingin menjadi tentara Rusia harus lebih dulu menjadi warga Rusia," ujar Felgenhauer. "Kini tidak lagi. Siapa pun penduduk bisa menjadi bagian pasukan Rusia tanpa harus menjadi warga Rusia."

Menurut Golts, saat ini telah ada 300 orang asing di pasukan Rusia. Felgenhauer mengatakan ribuan pasukan Tajik berada di perwira Rusia selama kerusuhan Tajikistan 1990-an.

Di Kaukasus, Rusia masih mengoperasikan pangkalan militer di Armeia, dan punya pasukan di Abkhazia dan Ossetia Selatan, dua wilayah Georgia yang berusaha memisahkan diri.

"Mengirim tentara Rusia ke Asia Tengah sangat mahal. Mengambil penduduk setempat sangat praktis," ujar Felgenhauer.

Golts yakin Rusia akan butuh banyak pasukan di Asia Tengah, karena NATO tidak benar-benar angkat kaki dari Afghanistan. Namun Golts menolak asumsi Rusia meniru legiun asing Prancis.

Legiun asing Prancis adalah pasukan elite yang digunakan penjajah untuk memadamkan pemberontakan. Rusia menggunakan pasukan asing untuk mengimbangi NATO.

Soal gaji, Rusia memberikan bayaran 500 dolar AS per bulan kepada para tentara asing.

Sumber : Inilah

No comments:

Post a Comment