Tuesday, 2 December 2014

Uji Coba Perang, Helikopter Rusia Pergi Berburu di Irak

Pada awal Juli lalu, dalam liputan reportase agen berita Irak NINA News, terdapat gambar yang memperlihatkan setidaknya tiga helikopter buatan Rusia Mi-28N jenis ekspor. 

Helikopter yang dibuat sebagai pesaing helikopter buatan Amerika AH-64D Apache pada masa Perang Dingin tersebut kini akan bertempur dalam satuan tentara Irak untuk melawan para ekstremis ISIS yang telah menduduki sebagian besar wilayah negara Irak tersebut. 

Pengiriman pertama helikopter tersebut ke Irak mulai dilakukan pada musim panas lalu. Pada 29 Oktober setelah tahap persiapan untuk digunakan dalam perang, seremoni peresmian pun dilakukan. 

Secara resmi, helikopter Mi-28N diserahkan kepada angkatan bersenjata Irak. Menteri Pertahanan Irak Khalid al-Obeidi menghadiri seremoni tersebut. 

Kini, tak tersisa banyak waktu hingga peperangan perdana Mi-28N. Kendaraan tempur buatan Rusia dengan nasib yang rumit ini akhirnya berkesempatan menunjukan kemampuannya dalam peperangan yang sesungguhnya.

Percobaan 30 Tahun

Jalan Mi-28 bergabung ke pasukan Rusia dan pasar dunia sangatlah lama dan penuh rintangan. Mi-28 melakukan penerbangan perdananya tepat 32 tahun lalu, November 1982, namun menjelang 1987 Mi-28 tidak mendapatkan tempat di persenjataan tentara Rusia dan helikopter ini pun tidak diproduksi secara massal.

Akan tetapi biro konstruksi Mil tetap melanjutkan pengembangan helikopter tersebut. Menjelang pertengahan era 1990-an, biro tersebut menciptakan versi Mi-28A yang tahan terhadap segala cuaca. Helikopter itu melakukan penerbangan perdananya pada 1996 dan mendapatkan indeks N dan julukan “pemburu malam”. 

Kegigihan tersebut telah dibayar mahal. Pada awal era 2000-an, Mi-28 dianggap sebagai Apache versi Rusia dan sejak 2006 helikopter ini mulai masuk ke dalam senjata tentara Rusia. Pada 2009, helikopter tersebut akhirnya diterima ke dalam persenjataan tentara Rusia sebagai helikopter tempur utama.

Mi-28N dirancang untuk menghancurkan tank, obyek hidup, dan sasaran udara dengan kecepatan rendah. Untuk mengenai objek hidup dan kendaraan lapis baja ringan, helikopter bisa menggunakan senjata meriam 30 mm NPPU-28, sementara untuk melawan tank dan tempat perlindungan musuh jangka panjang, Mi-28N dapat menggunakan rudal Ataka-V. 

Dalam perbendaharaan senjata helikopter tersebut juga terdapat roket udara-ke-udara Igla-V yang bertugas menghancurkan pesawat drone, helikopter, dan rudal jelajah.

Perlindungan kabin helikopter dapat meredam serangan peluru 20 mm. Hal tersebut dapat dilakukan berkat penggunaan pelindung aluminium yang dicampur dengan elemen pelindung dari keramik. Untuk melawan peluncur rudal balistik, terdapat senjata pengalih rudal dan pengurangan visibilitas inframerah dalam kisaran dua kali lebih rendah dibandingkan Mi-24.

Jika helikopter rusak hingga tidak bisa terbang lagi, terdapat dua cara penyelamatan awak helikopter. Apabila helikopter menderita kerusakan tersebut di ketinggian lebih dari seratus meter, maka baling-baling dan pintu kabin akan terlepas, dan parasut serta tangga khusus angin akan dikembangkan. 

Sementara jika helikopter berada di bawah ketinggian seratus meter, maka digunakan teknik penyelamatan yang lain yaitu para awak helikopter harus mengencangkan sabuk di kursi-kursi khusus Pamir-K yang mampu meredam hentakan empat kali lebih renda. Saat jatuh, benturan akan diredam oleh roda pendaratan khusus.

Terlalu Mahal 

Dalam pasukan Rusia, helikopter baru ini diterima dengan baik. Kabar mengenai helikopter ini juga tersiar di kota Torzhok. “Mi-28N adalah helikopter yang sangat kecil namun padat berisi. Helikopter ini dapat melakukan putaran 70 derajat dan terbang menukik hingga 60 derajat. 

Semua itu bisa dilakukan hanya dengan menggerakan gagang kendali beberapa milimeter saja. Helikopter ini juga sangat sensitif namun tahan terhadap angin yang berhembus dari samping. Mi-24 tidak memiliki kemampuan itu”.

Setelah meraih kesuksesan di Rusia, helikopter buatan Mil ini rencananya akan memperkuat posisinya di pasar luar negeri. Pada 2008, Direktur Jendral Rostvertol, B. Slyusar, menyebut India, Algeria, Tiongkok sebagai pembeli helikopter yang berpotensial. 

Pada periode yang sama, Venezuela menunjukkan ketertarikannya terhadap Mi-28N. Petinggi Rosvertol bahkan mengumumkan rencana penandatanganan kontrak dengan negaraAmerika Selatan tersebut pada 2009.

Akan tetapi, kontrak tersebut tidak berjalan baik dengan Venezuela. Tiongkok pun tidak menyatakan ketertarikannya. Sedangkan dalam tender penyediaan helikopter ke India, 22 unit helikopter “pemburu malam” ini  kalah oleh saingan lamanya AH-64D. 

“Kedua helikopter tersebut dibuat dengan baik, akan tetapi helikopter AS menunjukan keunggulannya dalam beberapa spesifikasi kunci, seperti kemampuan tingkat lanjut dan penggunaan dalam segala cuaca,” demikian komentar Badan Militer India atas hasil tender tersebut.

Pada 2012 diketahui bahwa helikopter terbaru Rusia ini akan dibeli oleh Irak, yang kurang dari setahun sebelumnya, telah ditinggalkan oleh tentara AS. Uniknya, jalur ekspor Mi-28 justru dimulai dari negara tersebut. 

Pada 1990 silam, Mi-28 harus mulai masuk ke Irak. Namun kontrak kala itu diputus akibat peperangan di Teluk Persia. Tahun 2012, pemesanan 15 unit Mi-28N seharga 4,3 miliar dolar AS masuk dalam kontrak pengadaan alat perang dari Rusia.

Kesuksesan selanjutnya datang tahun ini. Pada Februari lalu, Mi-28NE dalam jumlah yang belum diketahui pasti sudah dipesan oleh Mesir. Sementara pada Maret, perundingan dengan Algeria yang berlangsung sejak 2007 berakhir dengan pemesanan 42 helikopter sekaligus.

Sumber : RBTH

No comments:

Post a Comment