Prancis menolak untuk mengirim helikopter kargo kelas Mistral ke Moskow.
Menurut Majelis Rendah Parlemen Rusia (Duma), hal tersebut membuat
Prancis berisiko kehilangan kontrak penting, demikian dilaporkan
Interfax.
“Pada September lalu, India telah mengancam akan mencabut kontrak pengiriman 126 senjata tempur Rafale jika Prancis menolak untuk memasok operator helikopter ke Rusia.
Itu adalah hal yang tipikal," terang Wakil Kepala Pertama Komite Industri Duma, Wakil Presiden Pertama Persatuan Teknik Rusia Vladimir Gutenev dari Partai Rusia Bersatu kepada wartawan, Rabu (26/11).
Ia menjelaskan bahwa sulit untuk memperkirakan kerugian yang akan dialami oleh sektor pertahanan Prancis. “Ini adalah fenomena gunung es karena jumlah kontrak yang akan ditunda belum pasti dan akan terus meningkat pesat,” kata Gutenev.
"Setelah lama mengulur-ulur transfer kapal kelas Mistral, presiden Prancis tampaknya telah menunjukan kesiapannya untuk mengorbankan kepentingan negaranya demi hubungan dengan luar negeri," kata Gutenev.
Sementara, menurut sang anggota parlemen, para pengusaha Prancis lebih tertarik memenuhi kontrak ini dan mereka siap menerima kerugian dari kebijakan sanksi.
Sumber : RBTH
“Pada September lalu, India telah mengancam akan mencabut kontrak pengiriman 126 senjata tempur Rafale jika Prancis menolak untuk memasok operator helikopter ke Rusia.
Itu adalah hal yang tipikal," terang Wakil Kepala Pertama Komite Industri Duma, Wakil Presiden Pertama Persatuan Teknik Rusia Vladimir Gutenev dari Partai Rusia Bersatu kepada wartawan, Rabu (26/11).
Ia menjelaskan bahwa sulit untuk memperkirakan kerugian yang akan dialami oleh sektor pertahanan Prancis. “Ini adalah fenomena gunung es karena jumlah kontrak yang akan ditunda belum pasti dan akan terus meningkat pesat,” kata Gutenev.
"Setelah lama mengulur-ulur transfer kapal kelas Mistral, presiden Prancis tampaknya telah menunjukan kesiapannya untuk mengorbankan kepentingan negaranya demi hubungan dengan luar negeri," kata Gutenev.
Sementara, menurut sang anggota parlemen, para pengusaha Prancis lebih tertarik memenuhi kontrak ini dan mereka siap menerima kerugian dari kebijakan sanksi.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment