Iran telah menghentikan aktivitas nuklirnya yang menjadi kekhawatiran
banyak pihak. Aktivitas nuklir Iran memang kontroversial karena
dikhawatirkan untuk menciptakan senjata nuklir.
Hal ini disampaikan oleh otoritas Amerika Serikat kepada publik dan dilansir Reuters, Selasa (11/11/2014). Informasi ini muncul saat AS dan Iran tengah menggelar perundingan demi mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyampaikan laporan rahasia soal Iran kepada negara anggotanya, termasuk AS pada September lalu, bahwa Iran perlahan-lahan menginjeksi gas uranium alami ke dalam tabung pemutar (centrifuge) bernama IR-5.
IR-5 merupakan salah satu dari beberapa model centrifuge yang dikembangkan Iran untuk menggantikan centrifuge IR-1 buatan tahun 1970-an yang tak menentu, yang selama ini digunakan untuk memproduksi uranium murni, yang kemudian bisa digunakan untuk memproduksi bom nuklir.
Saat ditanya soal hal ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki menuturkan kepada wartawan, Iran telah sepakat untuk menghentikan aktivitas injeksi uranium ke dalam IR-5.
"Kami membahas isu tersebut bersama Iran segera setelah IAEA melaporkannya, dan bisa diselesaikan dengan segera," tutur Psaki.
"Pihak Iran telah memastikan bahwa mereka tidak akan melanjutkan aktivitas seperti disebutkan dalam laporan IAEA, jadi ini sudah selesai," imbuhnya.
Iran mengatakan, pihaknya hanya memproduksi pengayaan uranium level rendah untuk dijadikan bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun jika diproses lebih lanjut, uranium murni bisa berubah menjadi inti bom atom mematikan. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran banyak pihak, terutama negara-negara Barat.
Sumber : Detik
Hal ini disampaikan oleh otoritas Amerika Serikat kepada publik dan dilansir Reuters, Selasa (11/11/2014). Informasi ini muncul saat AS dan Iran tengah menggelar perundingan demi mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyampaikan laporan rahasia soal Iran kepada negara anggotanya, termasuk AS pada September lalu, bahwa Iran perlahan-lahan menginjeksi gas uranium alami ke dalam tabung pemutar (centrifuge) bernama IR-5.
IR-5 merupakan salah satu dari beberapa model centrifuge yang dikembangkan Iran untuk menggantikan centrifuge IR-1 buatan tahun 1970-an yang tak menentu, yang selama ini digunakan untuk memproduksi uranium murni, yang kemudian bisa digunakan untuk memproduksi bom nuklir.
Saat ditanya soal hal ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki menuturkan kepada wartawan, Iran telah sepakat untuk menghentikan aktivitas injeksi uranium ke dalam IR-5.
"Kami membahas isu tersebut bersama Iran segera setelah IAEA melaporkannya, dan bisa diselesaikan dengan segera," tutur Psaki.
"Pihak Iran telah memastikan bahwa mereka tidak akan melanjutkan aktivitas seperti disebutkan dalam laporan IAEA, jadi ini sudah selesai," imbuhnya.
Iran mengatakan, pihaknya hanya memproduksi pengayaan uranium level rendah untuk dijadikan bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun jika diproses lebih lanjut, uranium murni bisa berubah menjadi inti bom atom mematikan. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran banyak pihak, terutama negara-negara Barat.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment