Monday, 20 October 2014

Militer Swedia Dikabarkan Buru Kapal Selam Rusia

Misteri masih menyelimuti hingga Minggu (19/10/2014), terkait operasi militer Swedia yang dipicu adanya "aktivitas asing di bawah laut" di lepas pantai Stockholm.

Sejumlah laporan menyebut militer Swedia melakukan operasi untuk mencari dan memburu sebuah kapal selam Rusia yang rusak di perairannya. Sebelumnya, pada Sabtu (18/10/2014), menggelar operasi militer yang melibatkan 200 personel, kapal siluman, kapal penyapu ranjau dan sejumlah helikopter.

Operasi yang digelar sekitar 50 kilometer di lepas pantai Stockholm itu dipicu laporan yang diterima angkatan bersenjata terkait sebuah "obyek buatan manusia" di perairan Swedia. Harian ternama Swedia Svenska Dagbladet mengabarkan bahwa sebuah kapal selam rusak milik Rusia merupakan inti dari misteri ini.

Harian itu menyebut intelijen militer berhasil "memotong" sinyal radio antara sebuah wilayah di lepas pantai Swedia dengan Kaliningran, daerah kantung Rusia di Baltik yang merupakan markas armada Laut Baltik Rusia.

"Sinyal itu ditransmisikan lewat sebuah frekuensi khusus, biasa digunakan Rusia dalam sebuah situasi darurat," demikian Svenska Dagblanet mengutip sumber militer Swedia yang terlibat dalam pencarian itu.

Sementara itu, militer Swedia sejauh ini masih tutup mulut. Militer Swedia hanya mengatakan fokus operasinya adalah "aktivitas di bawah air".

"Angkatan Bersenjata Swedia tidak dalam posisi membantah atau membenarkan spekulasi terkait kapal selam asing yang ramai dibicarakan di media," kata juru bicara angkatan bersenjata Swedia, Erik Lagersten.

"Saat ini kami sedang menggelar operasi intelijen di kepulauan Stockholm dengan mengerahkan kapal-kapal yang dilengkapi peralatan sensor bawah air untuk memastikan ada atau tidaknya aktivitas asing di bawah laut," tambah Lagersten.

Sementara itu, pemerintah Rusia membantah salah satu kapal selamnya berkeliaran di perairan Swedia. "Tidak ada situasi semacam itu atau kecelakaan yang melibatkan kapal-kapal perang Rusia," demikian pernyataan kementerian pertahanan Rusia.


Sumber : Kompas

No comments:

Post a Comment