Wednesday, 6 August 2014

Saudi Kucurkan 1 Miliar Dollar buat Militer Lebanon

Arab Saudi mengucurkan 1 miliar dollar AS kepada militer Lebanon untuk membantu tentara negara itu memerangi kaum militan di perbatasan dengan Suriah. Sementara itu, panglima tentara Lebanon mendesak Perancis untuk mempercepat pasokan senjata yang dijanjikan.

Setelah pertempuran pada Selasa (5/8/2014) di wilayah timur Lebanon, di mana tentara bentrok dengan kaum militan sejak Sabtu, sejumlah ambulans memasuki kota Arsal di tengah laporan tentang gencatan senjata.

Sebelumnya, tiga polisi yang ditahan kaum militan telah dibebaskan, dan ada jeda singkat dalam pertempuran itu. Namun, tembakan artileri kembali berlanjut pada Selasa malam, kata seorang koresponden AFP. Ketegangan juga meningkat di Lebanon utara, di mana bentrokan telah menewaskan seorang anak dan melukai 11 orang lainnya, termasuk tujuh tentara.

Perancis telah mengatakan akan merespons "segera" permintaan Lebanon untuk mempercepat pengiriman persenjataan. Namun, Arab Saudi melangkah lebih jauh dan memberikan kepada tentara Lebanon 1 miliar dollar, kata mantan perdana menteri Lebanon, Saad Hariri, kepada wartawan di Jeddah, Rabu.

Raja Abdullah "telah memberi tahu saya keputusannya untuk menyediakan bagi tentara Lebanon... dana sebesar 1 miliar dollar untuk memperkuat kemampuan dalam menjaga keamanan Lebanon," kata Hariri kepada wartawan di Jeddah. 


Saat berbicara di Istana Raja Abdullah di kota Laut Merah Saudi itu, Harriri —perwakilan politik masyarakat Sunni yang paling menonjol di Lebanon— menambahkan bahwa "kami telah menerima bantuan itu".

"Bantuan tersebut sangat penting terutama pada saat ini ketika Lebanon memerangi terorisme," kata Hariri.

Sebelumnya, Arab Saudi telah mendanai sebuah paket senilai 3 miliar dollar peralatan militer dan senjata buatan Perancis untuk tentara Lebanon.

Pertempuran di Arsal merupakan kekerasan terburuk yang melanda wilayah perbatasan yang bergejolak itu sejak pecahnya pemberontakan bersenjata di Suriah tahun 2011 terhadap Presiden Bashar Al-Assad.

Ketika berbicara kepada AFP, Panglima Militer Lebanon, Jenderal Jean Kahwaji, mengatakan, militer dilumpuhkan dalam perang melawan kaum militan itu. "Pertempuran ini membutuhkan peralatan, material, dan teknologi yang sayangnya para tentara tidak miliki," kata Kahwaji.

"Itulah sebabnya kami meminta percepatan pengiriman bantuan militer yang diperlukan dengan menyelesaikan daftar senjata yang diminta dari Perancis berdasarkan kesepakatan yang dibiayai Saudi."

Desember lalu, Riyadh setuju untuk mendanai paket peralatan militer dan senjata senilai 3 miliar dollar itu dari Perancis untuk tentara Lebanon.

Rincian tentang senjata apa yang akan dilengkapi belum diselesaikan. Perancis menegaskan pada Selasa bahwa pihaknya berada di belakang tentara Lebanon.

"Perancis berkomitmen kuat mendukung tentara Lebanon, pilar stabilitas dan persatuan di Lebanon," kata Vincent Floreani, juru bicara kementerian luar negeri Perancis. "Kami melakukan komunikasi akrab dengan mitra kami untuk cepat memenuhi kebutuhan Lebanon."

Lebanon menjadi tempat tinggal bagi satu juta pengungsi Suriah. Walau punya kebijakan resmi untuk netral terhadap konflik di tetangganya itu, pertempuran telah sering terjadi di perbatasan. Kahwaji pun memperingatkan, "situasi di Arsal sangat berbahaya"


Sumber : Kompas

No comments:

Post a Comment