Thursday, 7 August 2014

Putuskan Kerja Sama Industrial-Militer dengan Ukraina, Rusia Terapkan Sistem Subtitusi

Kommersant melaporkan temuan Kelompok Kerja Khusus Roscosmos yang menghitung biaya pemberhentian kerja sama dengan perusahaan industrial-militer Ukraina. 

Roscosmos menyebutkan Rusia harus membayar 938 juta dolar AS (dari 2014 hingga 2018, termasuk 100,6 juta dolar AS yang sudah dibayarkan), untuk membebaskan Rusia dari ketergantungan langsung pada komponen dan bahan mentah Ukraina, sekaligus membangun sistem perakitan dan produksi domestik.

Pada pertengahan Juni lalu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko meminta kompleks industrial-militer Ukraina menghentikan semua kerja sama dengan Rusia. 

Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyatakan telah membuat rencana substitusi impor persenjataan untuk mengatasi situasi ini. 

Namun, hingga kini biaya rencana dan jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk implementasi rencana tersebut belum diumumkan.

Menurut para ahli, perusahaan Rusia perlu menggunakan kembali praktik industrial Uni Soviet. “Di Uni Soviet ada sistem yang disebut 'substitusi'. Jika suatu pabrik meningkatkan hasil produksinya, pabrik lain akan menurunkan produksinya. 

Ada dua jenis perusahaan pertahanan yakni perusahaan dasar dan industri aksesori. Sistem ini bermaksud menciptakan stabilitas sambil mencegah redundansi dan produksi berlebihan,” kata Profesor Alexei Skopin, Ketua Jurusan Ekonomi Regional dan Geografi Ekonomi di Higher School of Economics pada RBTH. 

Namun, saat ini Rusia jelas tidak memiliki perusahaan serupa yang dapat memasok komponen untuk rudal domestik. Pabrik-pabrik yang pernah ada telah ditutup. “Semua ini dibangun atas dasar hubungan ekonomi yang baik antara Rusia dan Ukraina, tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi,” kata Skopin.

Menurut British Royal United Services Institute, produksi Ukraina mencakup sekitar 4,4 persen dari impor militer Rusia. Akan tetapi, sekitar 30 persen dari impor tersebut merupakan komponen kunci SS-18 ICBM. 

“Kiev dan Moskow telah melakukan banyak langkah untuk memastikan bahwa kerja sama mereka yang saling menguntungkan akan tetap berjalan lancar. 

Bagi Rusia, hilangnya layanan pemeliharaan SS-18 Satan dan SS-25 ICBM adalah masalah serius,” kata Direktur Institute of Strategic Analysis Alexander Konovalov pada RBTH. 

Menurut Konovalov, rudal-rudal itu dirancang dan diproduksi oleh pabrik Rusia, tetapi sistem kendalinya dibuat di Kharkiv, 470 kilometer dari Kiev. 

Sementara, pemeliharaan kedua rudal dilakukan di Pabrik Yuzhmash milik Ukraina yang berada di Dnepropetrovsk, 480 kilometer dari Kiev.

“Tim servis pabrik Ukraina tersebut melakukan pemeriksaan teknis roket-roket Rusia secara teratur. Jika ada pekerjaan pemeliharaan yang perlu dilakukan, karyawan harus mengangkut roket kembali ke Ukraina bersama mereka, melakukan prosedur perawatan yang dibutuhkan, dan memperbaiki mekanisme yang bermasalah. Sekarang semua itu harus diatur ulang dari nol,” jelas Konovalov. 

Perusahaan pertahanan Rusia juga sedang mengerjakan desain untuk roket berat baru berbahan bakar cair, yang disebut akan menggantikan SS-18 Satan. “Awalnya, mereka hendak mengembangkan misil baru ini bersama Ukraina, karena pembuatannya akan lebih mudah jika dikerjakan bersama, dan Rusia berencana memesan salah satu tingkat (stage) roket dari Kharkiv. Tapi sekarang semuanya harus ditangani sendiri,” kata sang pakar.

Program industri pertahanan yang baru akan menjadi bagian dari strategi skala besar Rusia untuk substitusi impor. 

Pada April 2014, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa dengan mempertimbangkan kalkulasi keuangan dan kemampuan teknologi, Rusia mampu mengimplementasikan substitusi impor. 

Sang presiden menyatakan perlu waktu dua setengah tahun untuk mewujudkan proyek ini. “Strategi baru tidak akan memerlukan perubahan pengadaan peralatan pertahanan,” kata Putin.

Sumber : RBTH 

No comments:

Post a Comment