Kommersant melaporkan temuan Kelompok Kerja Khusus Roscosmos yang
menghitung biaya pemberhentian kerja sama dengan perusahaan
industrial-militer Ukraina.
Roscosmos menyebutkan Rusia harus membayar 938 juta dolar AS (dari 2014 hingga 2018, termasuk 100,6 juta dolar AS yang sudah dibayarkan), untuk membebaskan Rusia dari ketergantungan langsung pada komponen dan bahan mentah Ukraina, sekaligus membangun sistem perakitan dan produksi domestik.
Pada pertengahan Juni lalu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko meminta kompleks industrial-militer Ukraina menghentikan semua kerja sama dengan Rusia.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyatakan telah membuat rencana substitusi impor persenjataan untuk mengatasi situasi ini.
Namun, hingga kini biaya rencana dan jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk implementasi rencana tersebut belum diumumkan.
Roscosmos menyebutkan Rusia harus membayar 938 juta dolar AS (dari 2014 hingga 2018, termasuk 100,6 juta dolar AS yang sudah dibayarkan), untuk membebaskan Rusia dari ketergantungan langsung pada komponen dan bahan mentah Ukraina, sekaligus membangun sistem perakitan dan produksi domestik.
Pada pertengahan Juni lalu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko meminta kompleks industrial-militer Ukraina menghentikan semua kerja sama dengan Rusia.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyatakan telah membuat rencana substitusi impor persenjataan untuk mengatasi situasi ini.
Namun, hingga kini biaya rencana dan jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk implementasi rencana tersebut belum diumumkan.
Menurut para ahli, perusahaan Rusia perlu menggunakan kembali praktik industrial Uni Soviet.
“Di Uni Soviet ada sistem yang disebut 'substitusi'. Jika suatu pabrik
meningkatkan hasil produksinya, pabrik lain akan menurunkan produksinya.
Ada dua jenis perusahaan pertahanan yakni perusahaan dasar dan industri
aksesori. Sistem ini bermaksud menciptakan stabilitas sambil mencegah
redundansi dan produksi berlebihan,” kata Profesor Alexei Skopin, Ketua
Jurusan Ekonomi Regional dan Geografi Ekonomi di Higher School of
Economics pada RBTH.
Namun, saat ini Rusia jelas tidak memiliki
perusahaan serupa yang dapat memasok komponen untuk rudal domestik.
Pabrik-pabrik yang pernah ada telah ditutup. “Semua ini dibangun atas
dasar hubungan ekonomi yang baik antara Rusia dan Ukraina, tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi,” kata Skopin.
Menurut British Royal United Services Institute, produksi
Ukraina mencakup sekitar 4,4 persen dari impor militer Rusia. Akan
tetapi, sekitar 30 persen dari impor tersebut merupakan komponen kunci
SS-18 ICBM.
“Kiev dan Moskow
telah melakukan banyak langkah untuk memastikan bahwa kerja sama mereka
yang saling menguntungkan akan tetap berjalan lancar.
Bagi Rusia,
hilangnya layanan pemeliharaan SS-18 Satan dan SS-25 ICBM adalah masalah
serius,” kata Direktur Institute of Strategic Analysis Alexander
Konovalov pada RBTH.
Menurut Konovalov, rudal-rudal itu dirancang dan
diproduksi oleh pabrik Rusia, tetapi sistem kendalinya dibuat di
Kharkiv, 470 kilometer dari Kiev.
Sementara, pemeliharaan kedua rudal
dilakukan di Pabrik Yuzhmash milik Ukraina yang berada di
Dnepropetrovsk, 480 kilometer dari Kiev.
“Tim servis pabrik Ukraina tersebut melakukan
pemeriksaan teknis roket-roket Rusia secara teratur. Jika ada pekerjaan
pemeliharaan yang perlu dilakukan, karyawan harus mengangkut roket
kembali ke Ukraina bersama mereka, melakukan prosedur perawatan yang
dibutuhkan, dan memperbaiki mekanisme yang bermasalah. Sekarang semua
itu harus diatur ulang dari nol,” jelas Konovalov.
Perusahaan pertahanan Rusia juga sedang mengerjakan
desain untuk roket berat baru berbahan bakar cair, yang disebut akan
menggantikan SS-18 Satan. “Awalnya, mereka hendak mengembangkan misil
baru ini bersama Ukraina, karena pembuatannya akan lebih mudah jika
dikerjakan bersama, dan Rusia berencana memesan salah satu tingkat (stage) roket dari Kharkiv. Tapi sekarang semuanya harus ditangani sendiri,” kata sang pakar.
Program industri pertahanan yang baru akan menjadi bagian dari
strategi skala besar Rusia untuk substitusi impor.
Pada April 2014, Presiden Rusia Vladimir Putin
menyatakan bahwa dengan mempertimbangkan kalkulasi keuangan dan
kemampuan teknologi, Rusia mampu mengimplementasikan substitusi impor.
Sang presiden menyatakan perlu waktu dua setengah tahun untuk mewujudkan
proyek ini. “Strategi baru tidak akan memerlukan perubahan pengadaan
peralatan pertahanan,” kata Putin.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment