Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, Sabtu, mendesak pemerintah Ukraina berhati-hati menggunakan kekuatan militer terhadap separatis pro-Rusia di bagian timur negara itu.
"Hasil operasi militer di Ukraina timur harus tidak memberikan lebih banyak dorongan untuk separatis," kata Steinmeier, kepada
surat kabar Tagesspiegel am Sonntag, dalam inti-berita yang dirilis Sabtu, hari yang sama presiden baru diresmikan di Kiev.
Dalam situasi tegang demikian, ia menambahkan, pihaknya hendaknya menjadi "pintar untuk berhati-hati dalam penyebaran kekuatan militer dan memiliki arti proporsi".
Steinmeier juga mengatakan perilaku Rusia dalam konflik telah "terasa berubah", komentar yang muncul untuk serangan baru dalam menekankan pentingnya Kiev dan Moskow mengambil tanggung jawab untuk de-eskalasi.
Jerman telah berulang kali menyerukan kepada Kremlin agar membantu menstabilkan Ukraina setelah aneksasi Rusia atas Krimea pada
Maret, dan kebuntuan di Ukraina timur antara militer pemerintah dan separatis pro-Rusia.
Selama upacara di Prancis yang menandai peringatan 70 tahun Perang Dunia II D-Day pendaratan, Jumat, Kanselir Angela Merkel, mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, Rusia memiliki "tanggung jawab besar" untuk membantu membawa perdamaian ke Ukraina.
Steinmeier juga mengatakan, Rusia harus melakukan apa yang bisa untuk membantu menstabilkan situasi, dan bahwa itu adalah "penting bagi Moskow untuk mendukung secara terbuka integritas wilayah Ukraina, dan menolak semua upaya yang ditujukan untuk divisi."
Dia mengatakan, kedua pihak harus mengamankan perbatasan bersama mereka untuk mencegah masuknya senjata dan pejuang dari Rusia.
Presuiden baru Ukraina Petro Poroshenko mengirimkan pesan menantang kepada Rusia, Sabtu, dalam pidato pelantikannya sebagai presiden.
Dia mengatakan negara tidak akan pernah menyerahkan Krimea dan tidak akan kompromi mengenai menuju hubungan yang lebih erat dengan Eropa.
Sejak pemilihannya, pasukan pemerintah telah meningkatkan operasi mereka terhadap pemberontak separatis di Ukraina timur yang ingin untuk berpisah dari Kiev dan menjadi bagian dari Rusia.
Tetapi pemberontak telah melawan dan bagian timur Ukraina telah menjadi zona perang.
Sumber : Antara
"Hasil operasi militer di Ukraina timur harus tidak memberikan lebih banyak dorongan untuk separatis," kata Steinmeier, kepada
surat kabar Tagesspiegel am Sonntag, dalam inti-berita yang dirilis Sabtu, hari yang sama presiden baru diresmikan di Kiev.
Dalam situasi tegang demikian, ia menambahkan, pihaknya hendaknya menjadi "pintar untuk berhati-hati dalam penyebaran kekuatan militer dan memiliki arti proporsi".
Steinmeier juga mengatakan perilaku Rusia dalam konflik telah "terasa berubah", komentar yang muncul untuk serangan baru dalam menekankan pentingnya Kiev dan Moskow mengambil tanggung jawab untuk de-eskalasi.
Jerman telah berulang kali menyerukan kepada Kremlin agar membantu menstabilkan Ukraina setelah aneksasi Rusia atas Krimea pada
Maret, dan kebuntuan di Ukraina timur antara militer pemerintah dan separatis pro-Rusia.
Selama upacara di Prancis yang menandai peringatan 70 tahun Perang Dunia II D-Day pendaratan, Jumat, Kanselir Angela Merkel, mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, Rusia memiliki "tanggung jawab besar" untuk membantu membawa perdamaian ke Ukraina.
Steinmeier juga mengatakan, Rusia harus melakukan apa yang bisa untuk membantu menstabilkan situasi, dan bahwa itu adalah "penting bagi Moskow untuk mendukung secara terbuka integritas wilayah Ukraina, dan menolak semua upaya yang ditujukan untuk divisi."
Dia mengatakan, kedua pihak harus mengamankan perbatasan bersama mereka untuk mencegah masuknya senjata dan pejuang dari Rusia.
Presuiden baru Ukraina Petro Poroshenko mengirimkan pesan menantang kepada Rusia, Sabtu, dalam pidato pelantikannya sebagai presiden.
Dia mengatakan negara tidak akan pernah menyerahkan Krimea dan tidak akan kompromi mengenai menuju hubungan yang lebih erat dengan Eropa.
Sejak pemilihannya, pasukan pemerintah telah meningkatkan operasi mereka terhadap pemberontak separatis di Ukraina timur yang ingin untuk berpisah dari Kiev dan menjadi bagian dari Rusia.
Tetapi pemberontak telah melawan dan bagian timur Ukraina telah menjadi zona perang.
Sumber : Antara
No comments:
Post a Comment