Tel Aviv – Parlemen Israel menelurkan UU yang isinya mewajibkan anggota Ultra Ortodox Yahudi menjadi anggota militer Israel.
The Guardian melaporkan Rabu (12/3/2014), 67 suara dari 120 anggota Knesset, parlemen Israel menyetujui UU baru tersebut.
‘’Perubahan ini akan berlaku besok pagi dan diharapkan bakal terjadi transformasi di masyarakat Israel,’’ ujar Yaakov Peri, dari Partai Yesh Atid yang mengusung UU wajib militer itu.
UU baru itu menyebutkan bahwa kaum Ultra Ortodox diminta menjadi tentara, sehingga jumlah pasukan militer Israel dari garis keras ini bisa mencapai 5.200 orang sebelum 2017.
Pemerintah Israel juga memberi insentif bagi sekolah seminari Yahudi yang mengirim siswanya menjadi tentara. Jika tidak mencapai kuota, maka kaum Ultra Ortodox akan diwajibkan dan bakal dikenai sanksi kriminal bila ngotot tak mau.
Seperti diketahui, kaum Ultra Ortodox dibebaskan dari tugas wajib militer, agar dapat menuntut ilmu agama Yahudi. Sebaliknya kelompok sekuler Yahudi diwajibkan menjadi anggota militer untuk mempertahankan Israel.
Tentu saja, Kelompok Ultra Ortodox itu, protes keras. Mereka yang hanya 8 persen dari 8 juta penduduk Israel, menggelar unjuk rasa di Yerusalem pekan lalu dan menarik dukungan ratusan ribu penduduk Israel lainnya. Awal pekan ini, puluhan ribu warga Yahudi Ultra Ortodox di New York juga menggelar protes menentang UU baru tersebut.
Yitzhak Vaknin, salah satu oposan di parlemen keberatan dengan UU itu karena disertai sanksi kriminal. ‘’Kami mengerti Israel butuh kaum Ortodox, tapi Israel juga butuh orang yang belajar tentang Kitab Torah ,’’ katanya.
Sumber : Inilah
The Guardian melaporkan Rabu (12/3/2014), 67 suara dari 120 anggota Knesset, parlemen Israel menyetujui UU baru tersebut.
‘’Perubahan ini akan berlaku besok pagi dan diharapkan bakal terjadi transformasi di masyarakat Israel,’’ ujar Yaakov Peri, dari Partai Yesh Atid yang mengusung UU wajib militer itu.
UU baru itu menyebutkan bahwa kaum Ultra Ortodox diminta menjadi tentara, sehingga jumlah pasukan militer Israel dari garis keras ini bisa mencapai 5.200 orang sebelum 2017.
Pemerintah Israel juga memberi insentif bagi sekolah seminari Yahudi yang mengirim siswanya menjadi tentara. Jika tidak mencapai kuota, maka kaum Ultra Ortodox akan diwajibkan dan bakal dikenai sanksi kriminal bila ngotot tak mau.
Seperti diketahui, kaum Ultra Ortodox dibebaskan dari tugas wajib militer, agar dapat menuntut ilmu agama Yahudi. Sebaliknya kelompok sekuler Yahudi diwajibkan menjadi anggota militer untuk mempertahankan Israel.
Tentu saja, Kelompok Ultra Ortodox itu, protes keras. Mereka yang hanya 8 persen dari 8 juta penduduk Israel, menggelar unjuk rasa di Yerusalem pekan lalu dan menarik dukungan ratusan ribu penduduk Israel lainnya. Awal pekan ini, puluhan ribu warga Yahudi Ultra Ortodox di New York juga menggelar protes menentang UU baru tersebut.
Yitzhak Vaknin, salah satu oposan di parlemen keberatan dengan UU itu karena disertai sanksi kriminal. ‘’Kami mengerti Israel butuh kaum Ortodox, tapi Israel juga butuh orang yang belajar tentang Kitab Torah ,’’ katanya.
Sumber : Inilah
No comments:
Post a Comment