Lembaga pemerhati HAM Amnesty International menuduh militer dan polisi
Israel melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina di Tepi
Barat.
Dalam laporannya, Israel disebut melakukan pembunuhan tanpa ampun.
Laporan kontroversial tersebut diberi judul "Trigger Happy: Israel's Use of Excessive Force in the West Bank", menyebutkan bagaimana pasukan Israel menggunakan kekuatan militer berlebihan di Tepi Barat.
"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan pasukan keamanan lainnya menunjukkan sikap yang tidak menghargai nyawa manusia, dengan membunuh puluhan warga sipil Palestina,-termasuk anak-anak- di wilayah Tepi Barat selama tiga tahun terakhir tanpa ampun," jelas laporan Amnesty International dalam laporannya, seperti dikutip Digital Journal, Jumat (28/2/2014).
"Pasukan Israel juga menggunakan kekuatan butral dan tidak seharusnya dilakukan terhadap warga sipil Palestina, yang hidup dalam kekurangan ekonomi sejak wilayahnya dicaplok Israel pada 1967," lanjut laporan tersebut.
Menurut Direktur Amnesty International wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther, laporan tersebut disertai dengan bukti yang menunjukkan pola pembunuhan mengerikan. Banyak warga sipil Palestina yang juga dilaporkan terluka akibat serangan ini.
"Frekuensi dari kekejaman (pasukan Israel) terhadap aksi protes damai yang dilakukan oleh warga Palestina, dilakukan sebagai sebuah bentuk kebijakan. Bahkan para pelakunya menikmati kebebasan karena tidak pernah dihukum," tutur Luther.
Selama ini, Israel sudah mengimplementasikan kebijakan yang ditujukan untuk menyebabkan penderitaan terhadap warga Palestina. Beberapa warga Palestina -termasuk anak-anak- melempar batu ke arah tank-tank milik dan prajurit Israel, karena merasa marah dan frustrasi akibat pendudukan ilegal yang dilakukan Israel.
Amnesty menambahkan, meski memiliki kekuatan besar, militer Israel kerap merespon pelemparan batu ini dengan cara berlebihan. Militer Israel melakukan penangkapan terhadap pelaku pelemparan batu -meskipun masih anak-anak- dan melakukan penyiksaan serta kadang membunuh mereka.
Sumber : Okezone
Dalam laporannya, Israel disebut melakukan pembunuhan tanpa ampun.
Laporan kontroversial tersebut diberi judul "Trigger Happy: Israel's Use of Excessive Force in the West Bank", menyebutkan bagaimana pasukan Israel menggunakan kekuatan militer berlebihan di Tepi Barat.
"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan pasukan keamanan lainnya menunjukkan sikap yang tidak menghargai nyawa manusia, dengan membunuh puluhan warga sipil Palestina,-termasuk anak-anak- di wilayah Tepi Barat selama tiga tahun terakhir tanpa ampun," jelas laporan Amnesty International dalam laporannya, seperti dikutip Digital Journal, Jumat (28/2/2014).
"Pasukan Israel juga menggunakan kekuatan butral dan tidak seharusnya dilakukan terhadap warga sipil Palestina, yang hidup dalam kekurangan ekonomi sejak wilayahnya dicaplok Israel pada 1967," lanjut laporan tersebut.
Menurut Direktur Amnesty International wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther, laporan tersebut disertai dengan bukti yang menunjukkan pola pembunuhan mengerikan. Banyak warga sipil Palestina yang juga dilaporkan terluka akibat serangan ini.
"Frekuensi dari kekejaman (pasukan Israel) terhadap aksi protes damai yang dilakukan oleh warga Palestina, dilakukan sebagai sebuah bentuk kebijakan. Bahkan para pelakunya menikmati kebebasan karena tidak pernah dihukum," tutur Luther.
Selama ini, Israel sudah mengimplementasikan kebijakan yang ditujukan untuk menyebabkan penderitaan terhadap warga Palestina. Beberapa warga Palestina -termasuk anak-anak- melempar batu ke arah tank-tank milik dan prajurit Israel, karena merasa marah dan frustrasi akibat pendudukan ilegal yang dilakukan Israel.
Amnesty menambahkan, meski memiliki kekuatan besar, militer Israel kerap merespon pelemparan batu ini dengan cara berlebihan. Militer Israel melakukan penangkapan terhadap pelaku pelemparan batu -meskipun masih anak-anak- dan melakukan penyiksaan serta kadang membunuh mereka.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment