Pemerintah Israel yang ketakutan dengan ancaman nuklir Teheran, kembali
mengkritik musuh bebuyutan mereka, yakni Iran.
Salah seorang menteri Israel menyebut, Iran akan berubah menjadi seperti Korea Utara (Korut) yang menjadi negara nuklir.
Komentar itu disampaikan, Menteri Intelijen Israel, Yuval Steinitz, dalam sebuah pidato di Konferensi Presiden Organisasi Utama Yahudi Amerika, di Yerusalem, semalam.
”Kami bersikeras bahwa Iran seharusnya tidak memiliki kemampuan pengayaan (uranium) dalam kesepakatan akhir,” kata Steinitz, seperti dilansir Jpost, Selasa (18/2/2014).
”Apa yang terjadi di Korea Utara, yang menjadi (negara) nuklir, akan terjadi di Iran. Hal ini akan menimbulkan ancaman eksistensial ke Israel,” lanjut dia.
Menurutnya, ancaman itu juga menyasar ke Amerika Serikat (AS). Alasannya, jika Iran memiliki rudal jangkauan yang lebih jauh, maka nuklir Iran juga akan menjadi ancaman serius bagi AS.
”Sekarang (rudal) mereka dapat mencapai Israel dan sebagian Eropa, tetapi dalam beberapa tahun (rudal) mereka akan dapat mencapai Amerika,” imbuh dia.
Steinitz mengatakan, bahwa Iran telah diuntungkan dari kesepakatan dalam negosiasi nuklir di Jenewa pada bulan November 2013 lalu. ”Apa yang Iran berikan dan apa yang mereka dapatkan? Mereka jelas mendapat keringanan sanksi, tapi apa yang mereka berikan,” kritik menteri Israel itu.
Yang membuatnya ketakutan, nuklir Iran akan memicu perlombaan nuklir di Timur Tengah. Dia berharap negosiasi nuklir Teheran antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman) untuk tahap akhir akan gagal.
”Hasil (negosiasi) akhir mungkin Iran tetap menjadi negara nuklir, dengan syarat bahwa mereka transparan dengan kemampuan mereka , dan ini sangat berbahaya,” ujarnya.
Sumber : Sindonews
Salah seorang menteri Israel menyebut, Iran akan berubah menjadi seperti Korea Utara (Korut) yang menjadi negara nuklir.
Komentar itu disampaikan, Menteri Intelijen Israel, Yuval Steinitz, dalam sebuah pidato di Konferensi Presiden Organisasi Utama Yahudi Amerika, di Yerusalem, semalam.
”Kami bersikeras bahwa Iran seharusnya tidak memiliki kemampuan pengayaan (uranium) dalam kesepakatan akhir,” kata Steinitz, seperti dilansir Jpost, Selasa (18/2/2014).
”Apa yang terjadi di Korea Utara, yang menjadi (negara) nuklir, akan terjadi di Iran. Hal ini akan menimbulkan ancaman eksistensial ke Israel,” lanjut dia.
Menurutnya, ancaman itu juga menyasar ke Amerika Serikat (AS). Alasannya, jika Iran memiliki rudal jangkauan yang lebih jauh, maka nuklir Iran juga akan menjadi ancaman serius bagi AS.
”Sekarang (rudal) mereka dapat mencapai Israel dan sebagian Eropa, tetapi dalam beberapa tahun (rudal) mereka akan dapat mencapai Amerika,” imbuh dia.
Steinitz mengatakan, bahwa Iran telah diuntungkan dari kesepakatan dalam negosiasi nuklir di Jenewa pada bulan November 2013 lalu. ”Apa yang Iran berikan dan apa yang mereka dapatkan? Mereka jelas mendapat keringanan sanksi, tapi apa yang mereka berikan,” kritik menteri Israel itu.
Yang membuatnya ketakutan, nuklir Iran akan memicu perlombaan nuklir di Timur Tengah. Dia berharap negosiasi nuklir Teheran antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman) untuk tahap akhir akan gagal.
”Hasil (negosiasi) akhir mungkin Iran tetap menjadi negara nuklir, dengan syarat bahwa mereka transparan dengan kemampuan mereka , dan ini sangat berbahaya,” ujarnya.
Sumber : Sindonews
No comments:
Post a Comment