BEIJING - Terungkap bahwa pada 2007, China secara
diam-diam menjual rudal balistik kepada Arab Saudi. Penjualan tersebut
bahkan mendapatkan persetujuan dari CIA.
Persetujuan penjualan rudal ini dipaparkan oleh Majalah Newsweek. Berdasarkan laporan tersebut, persetujuan dari Amerika Serikat (AS) ini, sangat jauh berbeda dengan perjanjian pembelian rudal China dengan Arab Saudi.
Secara khusus pada akhir 1980-an, Arab Saudi secara diam-diam membeli rudal DF-3 dari China. AS kemudian membongkar perjanjian pembelian tersebut dan melontarkan kritikan keras.
Namun dengan pembelian terbaru berupa rudal DF-21 ini oleh Arab Saudi, membuahkan kekhawatiran bahwa Negeri Kaya Minyak itu membeli rudal balistik yang bisa dilengkap hulu ledak nuklir. Rudal DF-13 memiliki jarak tempuh yang pendek namun lebih akurat dibandingkan rudal DF-3.
Perjanjian pembelian ini menunjukkan rasa ketertarikan dalam beberapa pandangan. Salah satunya, perjanjian ini menunjukkan bahwa China makin maju dalam penjualan senjata di Timur Tengah.
Selain itu, China juga memiliki kepentingan sendiri dalam membantu Arab Saudi memperkuat militer mereka. Kepentingan yang sudah jelas adalah ketergantungan China terhadap minyak Arab Saudi.
"Namun, perjanjian ini justru menunjukkan proses kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat yang tidak terarah. Keputusan Arab Saudi berpaling ke China untuk membeli rudal, disebabkan karena AS tidak memberikan rudal pilihan lain kepada Arab Saudi," lapor Newsweek, Jumat (31/1/2014).
Penjualan senjata canggih ke Arab Saudi bisa dianggap kontroversial bagi AS. Namun tetapi saja AS pun luluh dengan menyetujui penjualan rudal DF-21.
Sumber : Okezone
Persetujuan penjualan rudal ini dipaparkan oleh Majalah Newsweek. Berdasarkan laporan tersebut, persetujuan dari Amerika Serikat (AS) ini, sangat jauh berbeda dengan perjanjian pembelian rudal China dengan Arab Saudi.
Secara khusus pada akhir 1980-an, Arab Saudi secara diam-diam membeli rudal DF-3 dari China. AS kemudian membongkar perjanjian pembelian tersebut dan melontarkan kritikan keras.
Namun dengan pembelian terbaru berupa rudal DF-21 ini oleh Arab Saudi, membuahkan kekhawatiran bahwa Negeri Kaya Minyak itu membeli rudal balistik yang bisa dilengkap hulu ledak nuklir. Rudal DF-13 memiliki jarak tempuh yang pendek namun lebih akurat dibandingkan rudal DF-3.
Perjanjian pembelian ini menunjukkan rasa ketertarikan dalam beberapa pandangan. Salah satunya, perjanjian ini menunjukkan bahwa China makin maju dalam penjualan senjata di Timur Tengah.
Selain itu, China juga memiliki kepentingan sendiri dalam membantu Arab Saudi memperkuat militer mereka. Kepentingan yang sudah jelas adalah ketergantungan China terhadap minyak Arab Saudi.
"Namun, perjanjian ini justru menunjukkan proses kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat yang tidak terarah. Keputusan Arab Saudi berpaling ke China untuk membeli rudal, disebabkan karena AS tidak memberikan rudal pilihan lain kepada Arab Saudi," lapor Newsweek, Jumat (31/1/2014).
Penjualan senjata canggih ke Arab Saudi bisa dianggap kontroversial bagi AS. Namun tetapi saja AS pun luluh dengan menyetujui penjualan rudal DF-21.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment