Taipei, - Taiwan terus menuntut permintaan maaf dari
pemerintah Filipina atas insiden penembakan yang menewaskan seorang
nelayannya. Taiwan bahkan mengancam akan menggelar latihan militer di
perairan dekat wilayah Filipina jika Manila tidak juga meminta maaf.
Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan, militer siap melakukan latihan di perairan di Saluran Bashi, wilayah perairan di mana kapal nelayan Guang Ta Hsin 28 ditembaki petugas penjaga pantai Filipina pada 9 Mei lalu.
"Kami telah menyiapkan diri kami dan melakukan latihan di Saluran Bashi merupakan salah satu opsi militer," cetus seorang pejabat Kementerian Pertahanan Taiwan seperti dilansir AFP, Selasa (14/5/2013).
"Apakah kami akan melakukan atau tidak melakukan latihan itu, tergantung pada reaksi pemerintah Filipina," imbuh pejabat Taiwan itu.
Taiwan juga meminta otoritas Filipina untuk menghukum para petugas penjaga pantai yang bertanggung jawab dalam insiden itu. Selain itu Taiwan juga meminta Filipina untuk mulai menegosiasikan kesepakatan tentang penangkapan ikan.
Menurut media resmi Taiwan, Central News Agency, latihan militer tersebut rencananya akan digelar pada Kamis, 16 Mei mendatang. Sejumlah jet tempur akan dilibatkan dalam latihan itu, yang untuk pertama kalinya, akan menargetkan wilayah Filipina sebagai musuh.
Sebelumnya, otoritas penjaga pantai Filipina mengakui telah menembaki sebuah kapal nelayan Taiwan. Alasannya, kapal tersebut telah nyasar masuk ke wilayah perairan Filipina. Seorang nelayan Taiwan berumur 65 tahun tewas dalam insiden itu.
Meski mengakui penembakan itu, namun otoritas Filipina menolak minta maaf atas insiden tersebut. "Jika ada yang meninggal, mereka pantas mendapatkan simpati kami tapi bukan permohonan maaf," tegas juru bicara penjaga pantai Filipina, Armand Balilo.
Balilo menyatakan, insiden itu terjadi di perairan Filipina dan para personel penjaga pantai Filipina telah melaksanakan tugas mereka dengan benar, guna menghentikan aktivitas penangkapan ikan ilegal.
Namun otoritas Taiwan bersikeras bahwa kesalahan ada di pihak Filipina. Disebutkan bahwa kapal nelayan tersebut tidak bergerak masuk ke wilayah perairan Filipina seperti yang dituduhkan Manila.
Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan, militer siap melakukan latihan di perairan di Saluran Bashi, wilayah perairan di mana kapal nelayan Guang Ta Hsin 28 ditembaki petugas penjaga pantai Filipina pada 9 Mei lalu.
"Kami telah menyiapkan diri kami dan melakukan latihan di Saluran Bashi merupakan salah satu opsi militer," cetus seorang pejabat Kementerian Pertahanan Taiwan seperti dilansir AFP, Selasa (14/5/2013).
"Apakah kami akan melakukan atau tidak melakukan latihan itu, tergantung pada reaksi pemerintah Filipina," imbuh pejabat Taiwan itu.
Taiwan juga meminta otoritas Filipina untuk menghukum para petugas penjaga pantai yang bertanggung jawab dalam insiden itu. Selain itu Taiwan juga meminta Filipina untuk mulai menegosiasikan kesepakatan tentang penangkapan ikan.
Menurut media resmi Taiwan, Central News Agency, latihan militer tersebut rencananya akan digelar pada Kamis, 16 Mei mendatang. Sejumlah jet tempur akan dilibatkan dalam latihan itu, yang untuk pertama kalinya, akan menargetkan wilayah Filipina sebagai musuh.
Sebelumnya, otoritas penjaga pantai Filipina mengakui telah menembaki sebuah kapal nelayan Taiwan. Alasannya, kapal tersebut telah nyasar masuk ke wilayah perairan Filipina. Seorang nelayan Taiwan berumur 65 tahun tewas dalam insiden itu.
Meski mengakui penembakan itu, namun otoritas Filipina menolak minta maaf atas insiden tersebut. "Jika ada yang meninggal, mereka pantas mendapatkan simpati kami tapi bukan permohonan maaf," tegas juru bicara penjaga pantai Filipina, Armand Balilo.
Balilo menyatakan, insiden itu terjadi di perairan Filipina dan para personel penjaga pantai Filipina telah melaksanakan tugas mereka dengan benar, guna menghentikan aktivitas penangkapan ikan ilegal.
Namun otoritas Taiwan bersikeras bahwa kesalahan ada di pihak Filipina. Disebutkan bahwa kapal nelayan tersebut tidak bergerak masuk ke wilayah perairan Filipina seperti yang dituduhkan Manila.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment