Thursday, 18 April 2013

Kehadiran Kapal Perang AS di Singapura Pertegas Poros Asia

Sebuah kapal perang AS, yang dirancang untuk berperang di daerah pesisir dan ditempatkan di Asia Tenggara, tiba di Singapura, Kamis (18/4). Penempatan itu menggarisbawahi fokus strategi baru Presiden Barack Obama di Asia.

Penempatan USS Freedom itu terjadi saat ketegangan meninggi di Semenanjung Korea dan China secara terbuka melenturkan otot angkatan lautnya di Laut China Selatan. China berebut klaim teritorial dengan beberapa negara Asia Tenggara di wilayah itu.


Para pejabat Angkatan Laut AS mengatakan Freedom, sebuah kapal tempur untuk daerah pesisir, pada sekitar pukul 11.00 waktu setempat (atau pukul 10.00 WIB) berlayar ke Changi Naval Base di Singapura, sekutu lama AS yang membantu logistik dan latihan bagi pasukan di Asia Tenggara.


Kapal itu, kapal tempur pertama Angkatan Laut AS yang dirancang untuk berperang dekat dengan pantai, akan ditempatkan untuk delapan bulan ke depan di wilayah Asia Tenggara. Di kawasan ini, kapal itu akan berpartisipasi dalam latihan angkatan laut dan mengunjungi sejumlah pelabuhan lainnya.


Pakar keamanan regional, Ian Storey, mengatakan penempatan Freedom menandakan komitmen Washington untuk menjamin kebebasan navigasi di Asia Tenggara, yang merupakan lokasi sejumlah jalur pelayaran tersibuk di dunia.


Tahun lalu, Menteri Pertahanan AS saat itu, Leon Panetta, mengumumkan bahwa Washington akan menggeser sebagian besar armada angkatan lautnya ke Pasifik pada tahun 2020 sebagai bagian dari fokus strategi baru di Asia, di mana China merupakan kekuatan sedang yang muncul. China terlibat dalam sengketa maritim dengan empat negara Asia Tenggara, yaitu Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, terkait klaim teritorial di Laut China Selatan. Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah perairan itu. Manila dan Hanoi telah menjadi yang paling vokal dalam mengecam China terkait tuduhan kian agresif menegakkan klaim-klaimnya.


Meskipun tidak termasuk yang melontarkan klaim, Washington mengatakan bahwa pihaknya punya kepentingan di daerah untuk menjamin kebebasan pelayaran. "Kami berencana untuk menghabiskan sebagian besar waktu kami di sini di Asia Tenggara. Kawasan ini akan menjadi lingkungan Freedom untuk delapan bulan ke depan," kata Komandan Angkatan Laut AS Timothy Wilke yang komandan kapal itu. "Kami sangat ingin keluar dan berkeliling, bekerja sama dengan angkatan laut regional lainnya dan berbagi praktik-praktik terbaik selama latihan, kunjungan pelabuhan dan operasi keamanan maritim," kata Wilke 

Sumber : Kompas

No comments:

Post a Comment