Sunday 23 February 2014

Jerman Siapkan Opsi Kontraspionase Hadapi AS

Seorang wartawan perempuan dari majalah satire ingin tahu apakah Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere menyukai makanan ringan keju. 

 Alangkah terkejutnya sang wartawan mendengar jawaban Maiziere. "Pertanyaan seperti itu lebih tepat untuk acara televisi sarapan daripada di sini," kata sang menteri.

Ini adalah kunjungan pertama de Maiziere sebagai menteri dalam negeri ke Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (Federal Office for the Protection of the Constitution), badan intelijen domestik Jerman. Hari itu, Maiziere tidak berminat untuk diajak bercanda.

Ia memilih untuk fokus pada soal mendasar, seperti yang disampaikannya dua pekan sebelumnya, di mana kontraspionase akan berada di bagian teratas dari daftar itu. Sikap ini terkait dengan aksi mata-mata yang dilakukan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), terhadap kanselir Angela Merkel.

Masalah ini, kata dia, ini tidak boleh dianggap remeh. Soal siapa yang melakukan aksi mata-mata itu adalah soal sekunder. Dengan kata lain, menurut majalah Spiegel edisi 18 Februari 2014, Jerman bermaksud untuk mempertahankan diri terhadap semua aksi spionase di masa mendatang, bahkan termasuk yang dilakukan oleh sekutunya.

Jauh dari mata publik, pemerintah Jerman bergerak menuju pelaksanaan rencana untuk mengubah fokus badan mata-matanya terhadap negara-negara sekutu seperti Amerika Serikat, dan menempatkan negara yang berstatus sekutu itu pada tingkat yang sama seperti Cina, Rusia, dan Korea Utara.

Sikap keras kepala Amerika, yang hanya menjawab beberapa pertanyaan cukup relevan dari Jerman terkait skandal pemata-mataan oleh NSA, telah membuat marah pemerintah baru Jerman, yang terdiri dari partai konservatif Merkel dan Partai kiri-tengah Demokrat Sosial (SPD).

Sekarang, tekanan meningkat terhadap pemerintahan baru untuk menemukan jawaban sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diabaikan Washington. "Mereka seperti koboi yang hanya mengerti bahasa Wild West," kata seorang sumber di dalam partai Merkel, mengacu pada sikap keras kepala Amerika.

Dua instansi pemerintah yang sepertinya akan dipercaya memegang kendali untuk mengembalikan kehormatan yang telah hilang setelah ada kabar bahwa AS memata-matai Jerman adalah Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi dan Kantor Kejaksaan Federal.

Sikap tegas De Maiziere pertama kali terlihat jelas dalam Konferensi Keamanan di Munich, awal bulan ini. Selama diskusi panel, ia mengangkat masalah ini saat sama Ketua Komite Intelijen DPR AS Mike Rogers dan menyebut pengumpulan data oleh NSA itu "tak terbatas". 


Dia mengatakan, dia bahkan tidak bisa mengatakan seberapa buruk kerusakan politik karena masalah itu karena masih kurangnya informasi penting yang dimilikinya.

Memang, dalam banyak isu-isu penting, pemerintah Jerman masih seperti buta saat Juni 2013 lalu whistleblower Edward Snowden pertama kali berbicara kepada publik tentang upaya NSA untuk memata-matai Eropa dan bagian lain dari dunia. Snowden adalah eks analis NSA.

Menanggapi adanya tuduhan dari dokumen-dokumen yang bocor soal NSA menyadapa Merkel, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman Jerman mengirim daftar pertanyaan ekstensif ke Amerika Serikat. Setelah berbulan-bulan menunggu, Washington tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

Sejumlah delegasi tingkat tinggi Jerman telah melakukan perjalanan ke Washington untuk misi pencari fakta soal aksi penyadapan itu, tetapi mereka juga kembali --sebagian besar- dengan tangan kosong.

Amerika memang memberikan sekitar 1.000 halaman dokumen yang sudah dicabut kerahasiaannya musim gugur ini, tetapi dasarnya berisi soal prosedur dan peraturan. Selebihnya dihitamkan dan informasinya tak relevan.

Sebuah dokumen yang disebut sebagai "paket Jerman", yang berisi semua data yang disalin oleh Snowden berkaitan dengan aksi spionase terhadap Jerman, dijanjikan untuk diberikan. Tapi rencana itu tak terwujud. Dan tidak ada kemajuan apapun yang berhasil dicapai tentang "no-spy agreement". Ini adalah tawaran yang diajukan Jerman kepada AS.

AS sepertinya memberi sinyal tak setuju. Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama sendiri menolak segala bentuk perjanjian semacam itu. "Tidak ada negara di mana kami memiliki perjanjian no-spy agrement," kata Obama dalam konferensi pers saat kunjungan Presiden Perancis François Hollande.

Amerika sepertinya tak akan bergeser dari posisi itu. Sumber yang dekat dengan Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan, Amerika ingin kolega Eropanya ini bergerak maju dari soal skandal mata-mata. "Mari beralih dari halaman itu," kata Kerry dalam pertemuan pribadi dengan Merkel dan Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier.

Partai Sosial Demokrat semakin jengkel oleh sikap tak mau tahu Amerika atas seberapa sensitif bagi Jerman soal aksi spionase NSA ini. Kata Dietmar Nietan, anggota parlemen Jerman, ketidaksepahaman dua negara soal Irak masih kalah merusak dalam hubungan dua negara dibanding soal spionase NSA ini.


Sumber : Tempo

No comments:

Post a Comment