Monday 2 December 2013

Di Air Berjaya, di Darat Juara

Jakarta - Dua pekan sebelum operasi pendaratan di Incheon, Korea Selatan, satu grup prajurit yang dipimpin oleh perwira Angkatan Laut, Letnan Eugene F. Clark, menyusup ke Yonghung-do, pulau kecil tak jauh dari Incheon.

Tugas mereka adalah mengumpulkan semua informasi intelijen untuk persiapan operasi pendaratan: posisi artileri pertahanan pantai pasukan Korea Utara, jebakan lumpur di pantai, tinggi gelombang, penyebaran pasukan musuh, keterjalan pantai, lokasi penyebaran ranjau, dan sebagainya.

Tugas Letnan Eugene dan anak buahnya ini sangat krusial bagi keberhasilan operasi pada pekan kedua September 1950 tersebut. Karena itu, mereka tak boleh gagal. Siapa pun yang menghadang, di dalam air, di pantai, maupun di darat, langsung disikat tanpa berkedip. Berkat operasi penyusupan lewat laut ini, pendaratan di Incheon sukses besar. Pasukan Sekutu berhasil memukul mundur pasukan Korea Utara, yang disokong Cina dan Uni Soviet.

Menguasai pantai merupakan kunci dalam setiap operasi pendaratan. Karena itu, pasukan amfibi yang menyusup dan mendarat pertama di garis pantai menjadi salah satu penentu keberhasilan. Mereka menyelam jauh sebelum mendekati garis pantai, berbekal peralatan untuk bertempur di darat, atau kalau perlu, juga di dalam air.

Dalam majalah detik edisi 104, walaupun Uni Soviet dan Amerika Serikat sejak Perang Dunia II berakhir mulai mencoba merakit senapan serbu dalam air, tak ada yang benar-benar berhasil membuat senapan itu yang efektif. Pada 1970-an, Laboratorium Senjata Angkatan Laut Amerika merakit senapan serbu Mk-1 untuk operasi bawah air. Namun jangkauan efektif peluru Mk-1 kurang dari 10 meter.


Sumber : Detik

No comments:

Post a Comment